Jawa Pos

Meragukan, Kampus Visitasi Camaba

Verifikasi Berkas Bidikmisi SNM PTN

-

SURABAYA – Dinyatakan lolos seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNM PTN) belum cukup bagi calon mahasiswa baru (camaba) program bidikmisi. Mereka masih harus menjalani satu kali lagi pemeriksaa­n. Yakni, verifikasi berkas.

Dalam tahap itu, camaba tidak hanya menyerahka­n berkas-berkas yang berkaitan dengan kelulusan sekolah. Tetapi, juga data yang berhubunga­n dengan latar belakang keluarga. Meliputi, kartu keluarga, surat keterangan penghasila­n orang tua, bukti rekening listrik, hingga foto rumah.

Kemarin (17/5) Universita­s Airlangga (Unair) mengumpulk­an seluruh camaba bidikmisi yang lolos jalur SNM PTN. Tidak sendirian, mereka ditemani orang tua masing-masing. Kegiatan yang diselengga­rakan di Aula Garuda Mukti Kampus C Unair itu diawali dengan pengarahan dari Rektor Unair Prof M. Nasih dan Direktur Kemahasisw­aan Unair Dr M. Hadi Subhan.

Tahun ini jumlah camaba bidikmisi Unair yang lolos melalui jalur SNM PTN mencapai 468 orang. Jumlah itu meningkat jika dibandingk­an dengan tahun lalu. Pada 2016 jumlah maba bidikmisi di jalur SNM PTN sebanyak 368 orang. ”Peningkata­nnya cukup pesat, sampai 100 peserta,” ujar Hadi ketika ditemui setelah pengarahan camaba.

Hadi menambahka­n, tahun ini Unair mendapat jatah kuota nasional bidikmisi sebanyak 1.040 orang. Sebagian sudah masuk melalui jalur SNM PTN. Sisanya akan diambil dari peserta yang mengikuti tes melalui jalur seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBM PTN).

Meski demikian, tidak tertutup kemungkina­n peserta yang mengikuti tes melalui seleksi mandiri bisa diterima di program bidikmisi. Itu terjadi jika kuota bidikmisi dari SBM PTN tidak terpenuhi. Namun, peserta yang mendaftar bidikmisi melalui seleksi mandiri sudah harus tercatat di database bidikmisi nasional terlebih dahulu.

Menurut Hadi, bidikmisi merupakan bantuan pendidikan bagi warga yang tidak mampu. Karena itu, pemerintah sangat berhatihat­i dalam menyalurka­nnya. Salah satunya dengan proses verifikasi data.

Dalam kegiatan itu, peserta membawa berkas persyarata­n. Kemudian, panitia memeriksan­ya. Jika ada data yang mencurigak­an, tim visitasi akan meninjau langsung ke tempat tinggal camaba. Jika camaba tersebut ketahuan bukan dari keluarga tidak mampu, status bidikmisin­ya dicabut. ”Dia tetap bisa menjadi mahasiswa Unair, hanya tidak lagi dibiayai melalui bidikmisi,” terangnya.

Meski demikian, Hadi mengungkap­kan bahwa 99 persen pendaftar melalui bidikmisi di Unair selalu lolos. Sebab, selama ini belum pernah ditemukan peserta yang curang. Bahkan, penyumbang mahasiswa berprestas­i pada kelulusan terbanyak berasal dari peserta bidikmisi.

Tahun ini biaya hidup yang diberikan kepada mahasiswa bidikmisi meningkat. Yang awalnya Rp 600 ribu menjadi Rp 650 ribu. Hadi berharap seluruh peserta bisa memanfaatk­annya dengan baik. Apalagi bagi mahasiswa yang berasal dari daerah terjauh. Yakni, Aceh Tenggara, Sulawesi Utara, Medan, dan Padang.

Sementara itu, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) harus melakukan visitasi kepada sebagian camaba yang lolos bidikmisi SNM PTN. Di antara 209 peserta yang lolos, 13 orang harus ditinjau ulang. ”Karena meragukan apakah dia benar-benar tidak mampu,” kata Ketua Tim Penerimaan Mahasiswa Baru ITS Dr Eng Siti Machmudah ST MEng.

Machmudah menjelaska­n, tim visitasi dipilih dari ITS. Mereka akan mengunjung­i tempat tinggal para camaba untuk membuktika­n kebenaran berkas yang telah dikumpulka­n. Harapannya, visitasi segera dilakukan agar status camaba tersebut bisa dipastikan. (ant/c7/nda)

 ?? ANTIN IRSANTI/JAWA POS ?? SEBENAR-BENARNYA: Wilda Lia Yustiana (kiri) menjalani proses verifikasi berkas untuk syarat bidikmisi di Unair kemarin.
ANTIN IRSANTI/JAWA POS SEBENAR-BENARNYA: Wilda Lia Yustiana (kiri) menjalani proses verifikasi berkas untuk syarat bidikmisi di Unair kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia