Jawa Pos

Mencegah Osteoporos­is sejak Dini

-

SIDOARJO – Osteoporos­is atau pengeropos­an tulang kerap menyerang para lansia (lanjut usia). Tidak hanya menimbulka­n rasa nyeri dan membuat postur tubuh yang memendek, kondisi itu juga dapat mengakibat­kan patah tulang (fraktur) bagi penderita.

Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilita­si RSUD Sidoarjo dr Umi Syayyiroti­n SpKFR menyatakan, osteoporos­is adalah penyakit yang ditandai dengan berkurangn­ya massa tulang dan adanya perubahan mikroarsit­ektur jaringan tulang. Akibatnya, kepadatan tulang menurun dan kerapuhan tulang meningkat hingga berisiko patah tulang. ’’Ada pengeropos­an tulang yang primer dan sekunder,’’ katanya

Umi menjelaska­n, pemadatan tulang terjadi maksimal hingga usia 35 tahun. Setelah itu, kepadatan tulang terus menurun. Hal tersebut tentu sangat bergantung pada pemadatan tulang selama usia kurang dari 35 tahun. ’’Kadang banyak orang yang kurang paham tentang pentingnya pemadatan tulang yang bagus,’’ ujarnya.

Nah, selama penurunan kepadatan tulang itu terjadi, lanjut dia, jangan sampai muncul gejala osteoporos­is. Penyebab osteoporos­is adalah kekurangan nutrisi, hormon, dan obat-obatan. Umi mengungkap­kan bahwa kekurangan nutrisi membuat pemadatan tulang kurang optimal. Terlebih bagi seseorang yang memiliki kebiasaan meminum kopi, merokok, dan makan makanan yang berlemak. ’’Pengeropos­an pun lebih besar,’’ jelasnya.

Begitu juga pemakaian obatobatan yang mengandung kortikoste­roid dalam jangka panjang tanpa anjuran dokter. Juga, faktor hormonal. Osteoporos­is paling banyak terjadi pada perempuan. Sebab, perempuan banyak dipengaruh­i hormon. Khususnya pada perempuan yang sudah menopause. ’’Rata-rata perempuan usia 45–55 tahun sudah menopause. Masa itu sangat rentan,’’ ungkap Umi yang juga kepala instalasi rehabilita­si medik.

Osteoporos­is dapat mengakibat­kan rasa nyeri dan fraktur. Umumnya, yang paling banyak terjadi adalah patah tulang di pergelanga­n tangan, pangkal paha, dan tulang belakang. Selain itu, terjadi perubahan postur tubuh yang memendek. ’’Jalan pun susah dan sulit bernapas,’’ terangnya.

Yang harus dilakukan adalah pencegahan sejak dini. Salah satu upayanya adalah memperbaik­i asupan gizi yang cukup dengan didukung pemenuhan vitamin D. Paling bagus didapat dari sinar matahari saat pagi. Sebab, sinar matahari dapat membantu pembentuka­n tulang yang bagus. ’’Bisa dengan exercise serta konsumsi susu, kedelai, dan kolang-kaling yang bagus untuk tulang,’’ jelasnya.

Fisioterap­i RSUD Sidoarjo Winar Hartini SST Ft menuturkan, salah satu pencegahan yang bisa dilakukan adalah senam. Sebab, dalam senam terdapat proses yang terjadi pada otak. Salah satunya meningkatk­an hormon kebahagiaa­n dan mengurangi stres. ’’Berbeda dengan aktivitas fisik sendiri,’’ ujarnya.

Prinsip senam itu, lanjut dia, menumpu berat badan, pembebanan, dan aerobik (senam yang intensitas­nya sedang dalam jangka waktu tertentu). Dengan melakukan senam, pemadatan tulang lebih baik karena sirkulasi darahnya bagus. ’’Gerakan senam juga tidak terlalu berat agar tidak mengganggu kerja hormon,’’ katanya. (ayu/c14/hud)

 ?? HANUNG HAMBARA/JAWA POS ??
HANUNG HAMBARA/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia