Berawal dari Modal Rp 150 Ribu
MENENGOK beberapa tahun silam, kehidupan jauh berbeda di Kampung Kue. Dulu para warga hanyalah pekerja dan buruh pabrik yang telah di-PHK. Dengan keadaan ekonomi yang pas-pasan, banyak yang terjerat utang dan dikejar rentenir.
Choirul Mahpuduah yang merasa prihatin lantas berusaha membantu. Berdasar pengalaman sebagai aktivis di masa lalu, perempuan yang akrab disapa Irul itu melakukan pemetaan pada 2005. Dari hasil pemetaan tersebut, dia menemukan dua hal. Sebagian warga di kampung bisa menjahit dan membuat kue.
’’Awalnya saya coba menggerakkan masyarakat untuk menjahit, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan apa yang saya inginkan. Mendapatkan uang halal dengan cepat untuk membayar utang,’’ jelasnya. Karena itu, dia beralih lebih mengembangkan kue dan jajanan. Bermodal awal Rp 150 ribu, kehidupan warga kampung perlahan mulai berubah. Sedikit demi sedikit, jumlah warga yang tertarik untuk membuat kue pun semakin meningkat. Entah sebagai pembuat kue atau hanya sekadar membantu membungkus kue. Roda ekonomi perlahan mulai bergerak.
Tugas promosi diserahkan kepada Irul. Media mulai mengangkat cerita kampung tersebut. Dari situ, gaung Kampung Kue mulai terdengar di Surabaya. Sejak namanya terkenal, warga kampung mulai meningkatkan segmen pasar mereka dengan membuat kue kering, yang mulai dijajakan di supermarket.
Pelanggan dan pembeli kue dan jajanan makin banyak. Para mahasiswa mulai datang untuk belajar atau mengembangkan produk di Kampung Kue sebagai tugas kuliah. Menurut Irul, para warga kampung tersebut tidak mau gulung tikar. ’’Jika ada yang keluar, bukan karena gulung tikar, tetapi karena mereka sudah tinggal di tempat lain. Di sana mereka juga mengembangkan kuenya lagi,” lanjut ibu dua anak tersebut.
Tak ingin ketinggalan zaman, Kampung Kue pun turut berkembang mengikuti kemajuan teknologi. Kue yang mereka buat dipasarkan juga melalui media sosial. Di antaranya, Instagram, WhatsApp, dan website. Apalagi, dengan adanya bantuan dari pihak ketiga yang memberikan fasilitas internet gratis selama setahun, Kampung Kue mulai bergerak menjadi kampung UKM digital. (dwi/c17/jan)