Jawa Pos

Chat Terakhir Adam kepada Bunda

-

KEDIAMAN Brigdatar M. Adam di Jakarta Selatan terusik oleh kedatangan dua perwira polisi kemarin pagi (18/5). Tidak biasanya polisi bertamu ke rumah tersebut sepagi itu. Betapa hancur hati Adria Nova, ibunda Adam, mendapati bahwa kedatangan dua polisi itu membawa kabar kematian sang anak. Ditemani putri sulungnya, Ananda Riva Ramadhani, Adria Nova langsung bertolak ke Semarang

Tujuannya adalah menjemput jenazah Adam alias Nando di RS Bhayangkar­a, Semarang. Di rumah duka sudah tampak berbagai persiapan untuk menyambut kedatangan almarhum.

Jenazah Nando tiba di rumah duka pada pukul 23.00 tadi malam WIB. Komjen Moechgiart­o, Kalemdikpo­l, turut mengantar.

Gustina sendiri belum banyak tahu tentang apa yang terjadi pada keponakann­ya kecuali infor masi yang didengarny­a dari media.

”Sadis kalau memang benar (dikeroyok) 12 orang,” katanya.

Nando masih sempat berkomunik­asi dengan ibundanya pada malam hari sekitar pukul 20.00 WIB via Line. Kata Gustina, Nando biasanya memang menyempatk­an diri untuk ngobrol dengan sang ibu. ”Cerita tentang asrama dan teman-temannya,” ujarnya.

Sejak masih belia, sifat kepemimpin­an terlihat dalam diri Nando. Dia memegang jabatan ketua OSIS di SMAN 29 Jakarta Selatan. Selain pandai bergaul, sikapnya terlihat lebih dewasa daripada teman-temannya yang lain. ”Waktu dia jadi ketua OSIS, hampir tidak pernah ada tawuran di sekolahnya,” tutur Gustina.

Menjadi seorang polisi memang keinginan Nando sejak SMA. Lagi pula, keluarga Nando dari pihak ibu rata-rata adalah anggota kepolisian. Keluarga almarhum berharap pihak-pihak yang mengakibat­kan meninggaln­ya Nando segera diadili.

Gustina juga menyesalka­n maraknya kematian siswa di lembaga pendidikan kepolisian maupun militer Indonesia. ”Kejadian ini kok sering sekali. Dari sekian banyak, kenapa korbannya ponakan saya,” ujar Gustina sambil mengelus dada. (tau/c17/ang)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia