Jawa Pos

Berkendara di Jalanan Berpasir

-

SAAT berkendara, terkadang kendaraan harus menemui jalanan berbatu kecil atau berpasir alias dirty road. Sebisanya pengendara harus waspada dan melihat terus apa yang akan dihadapi di depan. Jadi, pengendara harus fokus melihat medan karena di jalan bebatuan atau berpasir medannya bisa berubah setiap detik maupun setiap meternya. Bersiap pula dengan entakan atau gerakan mendadak pada mobil.

Pengendara tinggal fokus mengontrol kemudi dan biarkan shockbreak­er bekerja di bawah. Usahakan kecepatan maksimal sekitar 30 hingga 40 km per jam. Melintas di jalan berbatu dengan kecepatan tinggi dapat menyebabka­n batu-batu kecil melompat ke bodi mobil dan meninggalk­an bekas. Selain itu, sayang juga kaki-kaki mobil sering kena ”gojlok”.

Pengereman lebih baik menggunaka­n gentle break. Jangan hard break. Sebab, pengereman hard break lebih susah untuk mengontrol mobil. Tekanan rem yang diperlukan pun berbeda dengan jalanan beraspal. Harus lebih kuat. Jangan sampai di- hard break sampai bannya nge-lock. Nanti mobil bisa agak melenceng ke depan baru berhenti. Akibatnya, mobil sulit dihentikan sesuai dengan tempat yang diinginkan.

Jika di jalanan berbatu, coba hindari bebatuan yang agak besar. Tetapi, jika kecepatan cukup tinggi, lebih baik tabrak atau lindas saja batunya. Itu lebih baik daripada berusaha menghindar, tetapi justru menabrak pohon atau masuk ke selokan maupun lubang di sekitar. Sebab, di jalanan seperti itu lingkungan­nya mungkin masih setengah alam. Khusus untuk jalanan berpasir, lebih baik jaga kecepatan agar tidak terlalu kencang. (*)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia