Jawa Pos

Polda Siap Pantau Distribusi Sembako

-

SURABAYA – Kenaikan harga bahan pokok sering menjadi permasalah­an menjelang bulan puasa maupun Lebaran. Hal itu bisa meresahkan. Untuk mengantisi­pasinya, Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin mulai turun tangan. Dia berencana mengumpulk­an semua institusi yang menangani masalah sembilan bahan pokok (sembako).

Yang akan diajak untuk berdialog, antara lain, pengurus pasar, perwakilan Badan Urusan Logistik (Bulog), pihak pabrik gula, petani, dan elemen lain. Tujuannya, mendapat data tentang kondisi stok sembako di Jawa Timur

Data tersebut menjadi dasar untuk menentukan sikap di lapangan. Apabila stok barang tersedia tapi terjadi kelangkaan di pasar, polisi bisa memastikan bahwa ada permainan di tahap distribusi. ”Bisa jadi oknum tengkulak yang ingin ambil untung,” ujarnya.

Sepekan sebelum bulan puasa, harga sembako memang belum stabil. Harga bawang putih yang sempat merangkak naik kini turun. Harga cabai yang dipengaruh­i stok juga ikut naik turun. Kondisi tersebut sangat terlihat di pasar tradisiona­l. Misalnya harga sembako di Pasar Keputran. Per kilogram cabai rawit dihargai Rp 45 ribu. Sebelumnya, harganya sekitar Rp 50 ribu per kilogram.

Muklis, pedagang, menyatakan bahwa naik turunnya harga cabai bergantung jumlah pasokan dari Banyuwangi. Hingga kini, pasokan tersebut belum stabil. ”Kalau pas sedikit, ya harganya naik,” ujarnya. Padahal, permintaan cabai meningkat.

Harga bawang putih yang sempat melejit perlahan turun. Supatmiasi­h, pedagang lain, mengatakan, kini per kilogram bawang putih sinco dihargai Rp 43 ribu. Turun Rp 2 ribu jika dibandingk­an dengan harga sebelumnya, yakni Rp 45 ribu per kilogram. Lalu, harga bawang putih kating yang semula Rp 55 ribu menjadi Rp 50 ribu. ”Harga turun karena suplai mulai banyak,” katanya.

Naik turunnya harga barang di pasar akan terus dipantau pihak kepolisian. Machfud menganggap kebijakan itu bukan langkah yang berlebihan. Sebaliknya, langkah tersebut merupakan upaya untuk mewujudkan Jatim tetap kondusif.

Dia menyatakan, bulan puasa dan Lebaran merupakan momen yang rawan dimanfaatk­an. Tengkulak yang tidak bertanggun­g jawab bisa seenaknya memainkan harga. Dampaknya, masyarakat resah dan situasi di lapangan semakin tak kondusif. ”Kalau sudah seperti itu, masyarakat akan mudah diprovokas­i,” jelas dia.

Sikap Polda Jatim merupakan tindak lanjut pernyataan sikap yang disampaika­n Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jatim pada Rabu lalu (17/5). Machfud bersama Gubernur Jatim Soekarwo serta Panglima Kodam V/Brawijaya Mayjen TNI Kustanto Widiatmoko tidak akan ragu-ragu dalam memerangi tindakan yang mengganggu stabilitas keamanan di Jawa Timur. ”Permainan harga dan tindakan oknum tengkulak bisa menjadi bagian perusak stabilitas tersebut,” tegas dia. (kik/riq/c11/dos)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia