Tak Percaya, Jago Renang Tewas Tenggelam
JAUH- jauh dari Babat, Lamongan, Khoirur Rozi sangat merindukan putranya yang mondok di Ponpes Mambaus Sholihin. Namun, si anak kesayangan, Achmad Syafi’i, tidak lagi bisa ditemui untuk kali terakhir. Syafi’i meninggal. Remaja 15 tahun itu menjadi satu di antara enam korban tewas saat outbond di bekas tambang kapur di Desa Suci.
Rozi bercerita, dirinya mendapat kabar duka dari seorang alumnus ponpes tersebut. Saat itu dia baru pulang kerja di Paciran, Lamongan. ”Memang mau ke sini (Gresik, Red). Kirim uang,” ujar lelaki 42 tahun tersebut. Rozi tampak sedih di ruang pemulasaran RSUD Ibnu Sina kemarin (18/5).
Awalnya, dia tidak yakin Syafi’i meninggal tenggelam. Sebab, putranya sangat pandai berenang. ” Tidak mungkin meninggal (karena tenggelam),” ucapnya. Rozi lantas bergegas menuju RSUD Ibnu Sina untuk memastikan. Ternyata benar. Syafi’i sudah tergolek di pemulasaran jenazah.
Kepada dirinya, lanjut dia, Syafi’i tidak pernah pamit outbond. Putranya hanya pamit hendak ke Jepara bersama temantemannya setelah wisuda ”Padahal, wisuda digelar Sabtu besok (20/5),” katanya.
Keluarga Abdur Rohman Nafis juga merasakan duka yang begitu dalam. Pelajar 15 tahun asal Morokrembangan, Surabaya, itu juga tenggelam di kubangan air bekas tambang Kapur Suci.
Munawi, paman korban, terkejut saat menerima kabar duka dari ponpes. Selama ini, Rohman sering berlibur di rumah pamannya di daerah Tlogopojok, Kecamatan Gresik Kota. Munawi bergegas menuju RSUD Ibnu Sina. Satu per satu selimut jenazah dibuka. Akhirnya, dia mendapati keponakannya tidak bernyawa. ”Keluarga di Surabaya sudah dikabari,” tuturnya.
Alamul Huda, salah seorang perwakilan Ponpes Mambaus Sholihin, menyatakan tidak tahu-menahu mengenai kejadian yang menimpa enam murid MTs itu. Dia mengaku hanya ditugasi memantau keadaan enam jenazah di RSUD Ibnu Sina. ”Tidak tahu. Saya mengajar di lembaga lain,” kilahnya.
Menurut dia, tidak ada agenda bermain air dalam susunan acara outbond tersebut. Kabarnya, sejumlah siswa yang menjadi korban itu keluar dari rombongan. Mereka bermain tanpa sepengetahuan pembina. Akhirnya, beberapa warga mengetahui ada anak yang meninggal di bekas tambang kapur. ( adi/c16/roz)