Jawa Pos

Proyeksi Angka Pertumbuha­n Ekonomi 2018 Moderat

-

DEWAN Perwakilan Rakyat (DPR) RI telah menerima Keterangan Pemerintah atas Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun Anggaran 2018. Pemerintah mematok angka pertumbuha­n ekonomi pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 sebesar 5,4–6,1 persen. Sasaran pertumbuha­n yang lebih tinggi dibanding 2017 diarahkan untuk mendorong pemerataan pertumbuha­n.

Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan menilai, angka pertumbuha­n ekonomi yang diusulkan pemerintah masih cukup moderat. Menurut dia, situasi ekonomi pada 2018 dinilai tak jauh berbeda dengan kondisi pada tahun ini. Situasi ketidakpas­tian masih menjadi tren di tahun mendatang, sehingga pemerintah pun bisa melakukan adjustment angka pertumbuha­n ekonomi dalam RAPBN Perubahan seperti tahuntahun sebelumnya.

’’Pemerintah sendiri menyampaik­an saat ini Indonesia berada di tengah ketidakpas­tian ekonomi global. Tentu, kita pun harus mengerti dan pahami. Ini tidak semata-mata urusan politik dalam negeri,’’ kata Taufik setelah memimpin rapat paripurna di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (19/5).

Dia menambahka­n, ada faktor ekonomi global seperti kondisi ekonomi Amerika, Tiongkok, situasi Korea Selatan, dan Korea Utara, termasuk masalah sentral di Eropa. ’’Ini semua sedang wait and see, baik dari kondisi keterbukaa­n perbankan, kemajuan teknologi informasi, maupun dinamisasi proses keseimbang­an baru,” ujarnya.

Taufik tak memungkiri kondisi politik tanah air pun berpengaru­h cukup besar dalam situasi ekonomi. Menurut dia, transforma­si kultural jangan sampai mengganggu situasi ekonomi, politik, budaya, bahkan sosial. Sebab, jika hal itu dibiarkan, dikhawatir­kan terjadi potensi mengurangi performanc­e di sektor politik dan ekonomi. Isu-isu antitolera­nsi dinilai terlalu membahayak­an dan merusak potensi pertumbuha­n ekonomi. Situasi ekonomi dan politik seharusnya diciptakan dalam suasana kondusif.

’’Kita harapkan semua bisa berjalan sesuai dengan keinginan DPR dan pemerintah. Tidak ada program yang tidak kita setujui,” ucap Taufik, politikus Partai Amanat Nasional (PAN).

Mana kala itu terkait dengan program yang meningkatk­an kesejahter­aan masyarakat ataupun program mengurangi disparitas dan kesenjanga­n ekonomi antara masyarakat yang mampu maupun tidak mampu. Itu semua termasuk program pemerataan pembanguna­n.

Dengan melihat berbagai kondisi tersebut, Taufik berharap DPR dan pemerintah lebih mempriorit­askan pada program sektor riil yang bersifat padat karya, mening- katkan ekonomi masyarakat, dan mengurangi penganggur­an. Dia pun berharap konsep riil itu, khususnya di infrastruk­tur, dijadikan prioritas. Kemudian, program lain seperti kesehatan dan pendidikan, maupun program lain yang langsung menyentuh masyarakat, pasti akan mendapat dukungan dan persetujua­n DPR.

’’Untuk di sektor lain, tinggal kita optimalkan. Kalau peningkata­n penerimaan negara bukan pajak (PNBP), kemudian meningkatk­an pendapatan pajak, itu hal-hal klasik yang sudah otomatis menjadi bagian tugas dari lembaga-lembaga pemerintah maupun Kementeria­n Keuangan,” papar politikus asal dapil Jawa Tengah itu. (tih/c17/wir)

 ??  ?? RAPAT KONDUSIF: Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan didampingi Ketua DPR RI Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto menerima Keterangan Pemerintah atas KEM PPKF 2018
RAPAT KONDUSIF: Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan didampingi Ketua DPR RI Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto menerima Keterangan Pemerintah atas KEM PPKF 2018

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia