Ekonomi Masih Dipengaruhi Situasi Global
PEMERINTAH secara bertahap telah menjalankan program pembangunan nasional seperti yang digariskan dalam Nawacita. Di tengah kondisi perekonomian global yang penuh ketidakpastian, kinerja ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir masih terjaga dan tumbuh dalam tingkat yang cukup baik. Tingkat kemiskinan dan pengangguran telah berhasil diturunkan. Namun demikian, beberapa tantangan sosial ekonomi masih perlu diperhatikan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, tantangan yang paling utama adalah pengentasan lebih dari 27 juta saudara kita yang saat ini masih hidup di bawah garis kemiskinan. Dengan modal sosial, ekonomi, dan sumber daya manusianya, Indonesia memiliki peluang untuk menjadi negara maju, adil, dan sejahtera. ’’ Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang besar, kelas menengah yang meningkat jumlahnya, dan didukung sistem politik yang demokratis,” jelas Menkeu.
Menkeu menambahkan, perekonomian dunia masih akan dipenuhi ketidakpastian dan penuh persaingan. Sehingga tugas pemerintah adalah membangun perekonomian Indonesia yang berdaya tahan dengan motor pertumbuhan yang kukuh dan kuat yang memiliki daya saing tinggi serta mampu menciptakan kesempatan kerja, mengurangi kemiskinan, dan kesenjangan.
Untuk itu, jelas Menkeu, pada 2018, pemerintah telah menetapkan sasaran pertumbuhan pada kisaran 5,4–6,1 persen. Pemerintah akan berupaya menjaga inflasi pada rentang 3,5 ± 1,0 persen dan rata-rata suku bunga SPN 3 bulan tahun 2018 diperkirakan sebesar 4,8–5,6 persen. Dan, untuk menjaga stabilitas ekonomi, nilai tukar perlu dijaga pada tingkat yang aman dalam rangka menjaga kepercayaan dan mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi. Rata-rata nilai tukar rupiah pada 2018 diperkirakan berada dalam rentang Rp 13.500– Rp 13.800 per dolar Amerika Serikat.
Menkeu menambahkan, asumsi harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Oil Price (ICP) pada 2018 diperkirakan berada pada kisaran USD 45–60 per barel, dengan asumsi lifting minyak dan gas bumi diperkirakan 1.965–2.050 ribu barel per hari, yang terdiri atas lifting minyak bumi sekitar 771–815 ribu barel per hari dan gas bumi sekitar 1.194–1.235 ribu barel setara minyak per hari. (tih/c17/wir)