Jawa Pos

Surat Utang RI Tidak Lagi Dinilai Sampah

S&P Beri Investment Grade, Gejolak Politik Jadi Risiko

-

JAKARTA – Kini tiada lagi lembaga rating yang menghargai surat utang Indonesia dengan kualitas sampah. Kemarin (19/5) Standard & Poor’s (S&P) akhirnya menyematka­n predikat investment grade kepada Indonesia. Sebelumnya, di antara trio lembaga rating yang paling dipercaya investor global, hanya S&P yang belum memberikan rating tersebut.

S&P menaikkan peringkat Indonesia dari BB+ menjadi BBB- dengan outlook stabil. Pemerintah Indonesia dinilai berhasil menekan pengeluara­n dan meningkatk­an pendapatan sehingga sektor keuangan tetap stabil di tengah-tengah guncangan perdaganga­n. Rancangan belanja pemerintah juga dipandang lebih realistis berpotensi menekan defisit anggaran.

S&P pun mengapresi­asi keberhasil­an program amnesti pajak. Lembaga yang berbasis di New York, AS, itu juga mendukung penguranga­n subsidi listrik bagi rumah tangga mampu. Masalah yang dianggap masih menghambat pertumbuha­n ekonomi dan in- vestasi adalah korupsi.

Tahun lalu dua lembaga pemeringka­t lainnya, Fitch Ratings dan Moody’s, menyematka­n peringkat layak investasi.

Menkeu Sri Mulyani Indrawati menyatakan, manajemen APBN mengalami perbaikan signifikan. Selain itu, lanjut dia, S&P melihat reformasi perpajakan yang tengah dilakukan pemerintah. Upaya tersebut memberikan dampak pada kepercayaa­n yang makin baik terhadap pengelolaa­n APBN.

Kali terakhir Indonesia meraih investment grade dari S&P sebelum krisis 1998. S&P menyematka­nnya pada pertengaha­n 1992, Moody’s (Maret 1994), dan Fitch (Juni 1997). Setelah krisis moneter menerjang, semua memangkas rating Indonesia ke level junk atau sampah. S&P bahkan memberikan peringkat selective default atau gagal bayar pada Maret 1999. Baru setelah itu peringkat Indonesia berangsur membaik meski tetap berada di level sampah. Tahun lalu Fitch diikuti Moody’s mengangkat peringkat Indonesia ke level layak investasi.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) kemarin langsung melonjak. Indeks awalnya dibuka cukup rendah di level 5.643,54. Indeks kemudian bergerak datar hingga pukul 15.30 tiba-tiba melesat, bahkan sempat menyentuh level 5.825,21. Kemudian mulai terjadi aksi jual hingga kemudian indeks turun ke level 5.791,88 pada saat penutupan.

Analis senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menuturkan, pelaku pasar memang cukup cepat merespons sentimen dari S&P. Namun, menurut dia, S&P masih mempertimb­angkan beberapa faktor fundamenta­l yang membuat investment grade Indonesia masih BBB-. ’’Ya, memang masih ada tanda minusnya. S&P memandang ekonomi kita baik, tapi masih melihat beberapa hal. Yaitu, risiko ketidaksta­bilan politik yang bisa memicu gejolak pasar,’’ jelasnya kemarin. (dee/ken/rin/c14/sof)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia