JK Paparkan Islam Moderat di Oxford
LONDON – Wakil Presiden Jusuf Kalla ( JK) memberikan kuliah umum di Oxford Centre for Islamic Studies (Oxcis) kemarin (18/5). Kesempatan itu juga dimanfaatkan JK untuk memaparkan kondisi terkini perkembangan Islam di Indonesia. Termasuk seusai pilkada DKI Jakarta. JK merasa perlu menjelaskan hal tersebut karena banyak yang beranggapan bahwa seusai pilkada DKI, radikalisme berkembang begitu pesat di Indonesia.
JK tiba di Oxcis sekitar pukul 15.00 waktu setempat. Dia disambut beberapa petinggi di kampus tersebut. Salah satunya Direktur Oxcis Farhan Nizami. Sebelum memberikan kuliah umum, JK menyempatkan berkeliling ke pusat kajian Islam di kampus itu. Mulai menyaksikan galeri ekshibisi di lantai 1 gedung tersebut, menandatangani buku tamu kehormatan, hingga berkunjung ke Masjid Sheikh Zayed di kompleks kampus.
Menjelang petang, tiba saatnya JK tampil di podium. Di ruang auditorium berbentuk studio itu, JK berbicara panjang lebar soal Islam moderat. Beberapa audiens yang mengikuti kuliah umum tersebut adalah mahasiswa Indonesia yang belajar di berbagai universitas di Inggris.
JK mengatakan bahwa Islam di Indonesia tetap hidup dengan harmonis. Warganya tetap hidup berdampingan. Islam masuk ke Indonesia dengan jalan damai, yakni perkawinan dan perdagangan. Bukan perang. Kendati populasi penduduk Islam di Indonesia demikian besar, Indonesia tak lantas berubah menjadi negara Islam. ”Dasar negara kita adalah Pancasila dengan lima prinsip dan menempatkan agama di tempat yang mulia sebagai prinsip pertama: percaya kepada satu Tuhan Yang Maha Esa,” tuturnya.
Islam di Indonesia juga memiliki dua organisasi besar, yakni Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Dua organisasi besar itu yang selama ini keras melawan radikalisme. ”Dua organisasi itu pula yang mengajarkan bagaimana praktik Islam,” ucap JK. Karena itu, salah besar kiranya apabila ada anggapan bahwa agama merupakan sumber konflik. (git/c9/ang)