Jawa Pos

Pacu Kapasitas dan Kompetensi Mahasiswa Hukum

-

SURABAYA – Kebutuhan terhadap sumber daya manusia (SDM) di bidang hukum cukup serius. Banyak teori diajarkan. Namun, dalam praktiknya tidak terlaksana dengan baik. Demikian ungkap Jimly Asshidiqie, pakar hukum Indonesia.

Menurut dia, kondisi hukum saat ini agak mencemaska­n. Tidak jarang, hukum menjadi alat politik dan kekuasaan. Hukum juga jadi alat bagi pemilik modal. Kondisi itu tidak boleh dibiarkan berlarutla­rut. ”Kita kawal supaya hukum tegak berkeadila­n,” ujar pendiri Jimly School of Law and Government (JSLG) di Gedung Srijaya kemarin (19/5).

Para mahasiswa hukum, lanjut dia, butuh meningkatk­an kapasitas dan kompetensi diri. Termasuk melalui training bersertifi­kat. Sebab, para mahasiswa hukum itulah yang akan menjadi praktisi di bidang hukum. Pun, akan membangun pemerintah­an daerah yang mandiri dan profesiona­l. Karena itu, kualitas SDM harus dipacu.

Merumuskan perundangu­ndangan tak boleh salah. Keputusan administra­si yang tidak tepat rawan digugat. Ada imbas atau konsekuens­i yang harus ditanggung. Karena itulah, perancang hukum tidak boleh salah merumuskan. ”Jangan sampai merugikan. Ini pekerjaan serius. Karena itu, ada pendidikan yang kita buat,” terangnya.

Di JSLG, fokus pembelajar­annya pada legal drafting dan legislativ­e drafting. Dua hal itu memang menjadi fokus untuk saat ini. Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI) periode 2003– 2008 itu bekerja sama dengan Kementeria­n Hukum dan HAM serta Kementeria­n Dalam Negeri. ”Kita mulai dari Jawa Timur. Dan bisa bekerja sama dengan DPRD seluruh Jawa Timur,” katanya. (puj/c17/nda)

 ?? ARYA DHITYA/JAWA POS ?? TAMBAH ILMU: Jimly Asshidiqie di Gedung Srijaya kemarin (19/5).
ARYA DHITYA/JAWA POS TAMBAH ILMU: Jimly Asshidiqie di Gedung Srijaya kemarin (19/5).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia