Belajar Pilah, Olah, dan Bank Sampah
Berbagai elemen harus kompak dalam mengolah sampah. Baik pemerintahan, kader lingkungan, maupun masyarakat. Hal itulah yang coba diwujudkan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo melalui Zero Waste Academy 2017.
SERATUS kader digembleng menjadi konsultan lingkungan untuk wilayah desa. Pelatihan tersebut dimulai Selasa (16/5) di Taman Tanjung Puri. Pembukaan dihadiri langsung oleh Kepala DLHK M. Bahrul Amig. Selain itu, ada pihakpihak pemerintahan yang menaungi pembangunan desa. Serta John Miller, pemimpin Konsultan Lingkungan AMC, yang didanai Jerman.
Para peserta ZeroWaste Academy 2017 diharapkan memiliki wawasan yang lebih luas dan inovatif soal penuntasan sampah. Karena itu, banyak materi landasan yang harus dipahami. Supadi, pengelola TPST Mulyoagung, Malang, sengaja didatangkan untuk berbagi ilmu.
Pada hari pertama, para kader mengantongi materimateri soal penyelesaian masalah sampah. Di antaranya, metode sosialisasi, penjelasan tentang kondisi tempat pemprosesan akhir (TPA) dari AMC yang bakal memberikan hibah berupa sanitary landfill, juga pemaparan tentang pembentukan hukum sampah di desa-desa dari dinas pemberdayaan masyarakat desa, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana (PMD P3A KB).
Rabu (17/5) atau hari kedua diisi dengan praktik langsung metode-metode pengolahan sampah. Pembelajaran tersebut sengaja dimodel estafet. Jadi, peserta dibagi dalam beberapa kelompok dan harus bergerak dari satu pos ke pos yang lain.
Praktik dimulai dari hal yang paling sederhana. Tim gabungan DLHK Sidoarjo, meliputi tim sosialisai, tim pertamanan, serta tim bidang kebersihan, memimpin jalannya pelatihan tersebut.
Pos pertama bertema uji coba pemahaman kategori sampah. ”Ayo kita pilah sampah dulu supaya betul-betul paham,” ajak salah seorang anggota Tim Sosialisasi DLHK Marjati.
Para peserta Zero Waste Academy 2017 dengan sigap mengambil tumpukan sampah yang sudah disiapkan. Mereka cekatan memilah sampah sesuai dengan jenis-jenisnya. ”Sampahnya campur aduk. Banyak jenis. Pas kalau dibuat latihan,” celetuk Ririn Ernawati, peserta pilihan Desa Sumorame, Kecamatan Candi. Dia dan kawan-kawan yang lain terlihat mengambili label botol-botol plastik. Kemudian, botol yang bersih diletakkan di keranjang tersendiri. Pilahan itu menjadi bahan materi penjelasan di pos tiga tentang bank sampah.
Setelah anggota tim Zero Waste Academy 2017 paham betul tentang klasifikasi sampah, praktik beralih ke pos-pos selanjutnya. Yakni, metode pembuatan komposter takakura dan mikroorganisme lokal (MOL), cairan untuk mempercepat pembusukan kompos organik.
Ketua Tim Sosialisasi DLHK Budi Santoso memimpin di pos tersebut. Dia ingin semua sampah basah yang gampang menimbulkan bau serta belatung dikelola dengan benar. ( via/c25/dio)