Sedimen Kapur Masuk ke Paru
Ahli Lingkungan soal Sebab Kematian Santri
GRESIK - Benarkah air kubangan bekas tambang kapur beracun? Orang tua santri masih bertanyatanya. Sebab, ada santri yang pandai berenang, tapi tewas tenggelam. Salah satunya, Khoirur Rozi, ayah Achmad Syafi’i, salah seorang korban. Dia tidak percaya putra tersayangnya itu meninggal karena tenggelam.
Kamis sore (18/5) tim laboratorium Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik mengambil contoh air kubangan di Desa Suci, Kecamatan Manyar, tersebut. Sampel itu dikirim ke Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Surabaya. ”Belum diketahui (hasilnya, Red),” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes dr Mukhibatul Khusnah kemarin (19/5).
Namun, dia berani memastikan air kubangan bekas tambang itu tidak beracun. Buktinya, ada beberapa makhluk yang sudah lama hidup di dalamnya. Jika air beracun, kata Khusnah, tidak akan ada satu pun makhluk hidup yang bertahan. ” Yang jelas bukan meninggal karena keracunan air,” tutur alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya itu.
Khusnah melanjutkan, keenam korban meninggal akibat paruparu terendam air. ”Seseorang bisa meninggal dalam hitungan menit karena itu, bahkan detik,” terangnya.
Secara terpisah, Denny Darmawan dari Teknik Lingkungan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya menjelaskan, ”Kalau masih ada biota hidup di air, berarti air tersebut tidak berbahaya,” terangnya.
Koordinator program studi D-4 teknik pengolahan limbah itu menjelaskan, massa jenis air kapur lebih berat daripada air biasa. Dalam waktu tertentu, kandungan kapur akan terpisah dari air. Kapur mengendap dan tersedimentasi.
Deni menilai kematian keenam santri murni karena faktor tenggelam. Sangat mungkin mereka tidak sengaja menghirup kandungan kapur yang tersedimentasi di dasar kubangan. ”Karena panik, air jadi terombak. Kandungan kapur ikut naik ke permukaan dan terhirup masuk ke paru,” jelas alumnus ITS tersebut. ( adi/c25/roz) LOKASI MUSIBAH: Kawasan bukit kapur di Desa Suci, Manyar, menjadi tontonan masyarakat kemarin.
Karena panik, air jadi terombak. Kandungan kapur ikut naik ke permukaan dan terhirup masuk ke paru.” Denny Darmawan Teknik Lingkungan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya