Jawa Pos

Kenali Penyebab Nyeri Kepala

-

GRESIK – Jangan remehkan nyeri kepala. Apalagi langsung minum obat tanpa tahu penyebab utamanya. Menurut dr Eka Puspita Dewi, langkah tersebut harus diluruskan. Dengan begitu, warga tidak sembaranga­n mengonsums­i obat. ’’Yang benar kan harus tahu penyebabny­a dulu. Baru minum obat,’’ ujar dokter RS Petrokimia itu.

Berdasar data di RS tersebut, pada 2015 terdapat 1.310 pasien yang berobat dengan keluhan nyeri kepala. Setahun berikutnya, jumlahnya meningkat menjadi 2.081 pasien.

Eka menuturkan, nyeri kepala terbagi menjadi dua jenis. Yakni, primer dan sekunder. ’’ Yang primer biasanya dipicu respons stres dari pikiran. Jadi, bukan karena penyakit lain,’’ katanya.

Untuk yang sekunder, kata Eka, penyebabny­a lain lagi. Nyeri kepala sekunder bisa diikuti gejala gangguan saraf maupun gejala lainnya. Misalnya, kejang, mata juling, serta penglihata­n ganda. Menurut dia, penderita hipertensi sangat berisiko mengalami nyeri kepala sekunder. Terutama penderita hipertensi berat. ’’Untuk kasus seperti itu perlu lebih waspada. Penanganan harus dilakukan tenaga kesehatan,’’ lanjutnya.

Dokter medical check-up RS Petrokimia dr Cita Budiarti menambahka­n, yang harus ditangani pertama adalah hipertensi­nya. Dengan begitu, penanganan nyeri kepala bisa diatasi dengan tepat. ’’ Tidak selalu obat sakit kepala,’’ tuturnya.

Menurut Cita, dosis obat sakit kepala yang keliru justru bisa memicu masalah lain. Salah satunya, rebound headache. Yakni, salah satu jenis nyeri kepala yang muncul akibat terlalu banyak obat penghilang nyeri atau sakit kepala. (adi/c15/ai)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia