Jawa Pos

Keluarga Tercerai-berai saat Pergantian Dinasti

Di masa Dinasti Ming, keluarga besar Cheng Ho sangat dihormati. Mereka diberi lahan khusus untuk ditempati bersama. Satu kompleks. Lokasi itu bernama Ma Fujie (baca: Ma Fucie). Namun, mereka tercerai-berai ketika kekuasaan beralih ke Dinasti Qing.

- Laporan KARDONO S. BOY SLAMET dari Nanjing

PENELUSURA­N jejak Cheng Ho ke Nanjing mempertemu­kan kami dengan Zheng Zhi Hai. Dia merupakan koordinato­r keturunan Cheng Ho sekaligus pengurus Masjid Jingjue (salah satu masjid penting bagi Cheng Ho –baca edisi berikutnya) dan sekretaris Nanjing Zheng He Yen Jiu Hui (kelompok peneliti Cheng Ho) di Nanjing.

Yang dimaksud keturunan di sini tentu saja bukan keturunan langsung Cheng Ho. Sebab, sejak remaja dan ditawan tentara Dinasti Ming, Cheng Ho langsung dikebiri. Zheng Zhi Hai mengaku sebagai keturunan ke-19 dari Ma Wengming, kakak Cheng Ho.

”Memang beliau (Cheng Ho, Red) tidak bisa punya anak. Tapi, kakaknya bisa. Anak kakaknya itu yang kemudian diambil sebagai anak angkat dan menjadi perwira di Angkatan Laut juga,” ujar pria 58 tahun tersebut kepada Jawa Pos yang menemuinya di Masjid Jingjue kemarin.

Menurut dia, dulu, di zaman Dinasti Ming, keturunan Cheng Ho sangat dihormati. ”Kami diberi satu kompleks lahan rumah di kawasan Ma Fujie di Nanjing,” katanya.

Kawasan itu diberikan langsung oleh Kaisar Zhu Di untuk keluarga Cheng Ho dan keturunann­ya. Tujuannya, mereka dapat berkumpul dalam satu kawasan. ”Letaknya dekat sini (Masjid Jingjue, Red),” katanya. Keistimewa­an lain, anak angkat Cheng Ho (anak kandung Ma Wengming, Red) langsung menjadi perwira dalam jajaran Angkatan Laut Dinasti Ming.

Namun, keistimewa­an itu hanya bertahan dalam satu dinasti. Ketika Dinasti Ming terusir oleh Dinasti Qing, kompleks tempat tinggal keluarga Cheng Ho tersebut dilenyapka­n beserta seluruh isinya. ”Saya maupun keturunan yang lain tak punya hak apa pun lagi atas tempat itu,” ucap Zheng.

Yang lebih tragis, menjadi keturunan Cheng Ho ketika itu malah merupakan petaka. Tidak hanya diusir dari Ma Fujie, tetapi juga dikejar-kejar untuk dihabisi. Keturunan keluarga Cheng Ho dipandang sebagai salah satu keturunan dalam Dinasti Ming yang harus dihabisi.

Kondisi itu membuat keturunan Cheng Ho tersebar ke mana-mana. Bahkan, ada yang lari sampai Chiang Mai, Thailand Utara. ” Tapi, kebanyakan berada di Yuxi, Beijing, Shanghai, dan Nanjing.”

Zheng menyebutka­n, di Nanjing hanya ada sekitar 30 keluarga keturunan Cheng Ho. ”Tapi, kami selalu berkomunik­asi. Layaknya keluarga pada umumnya,” ucap dia.

Meski terpencar ke mana-mana, keluarga besar itu memiliki agenda rutin untuk berkumpul. Reuni keluarga besar itu dibarengka­n dengan pelaksanaa­n konferensi internasio­nal tentang Cheng Ho lima tahun sekali. Kegiatan itu kali terakhir dilakukan pada 2015. Agendanya, selain konferensi, adalah penelusura­n situs-situs Cheng Ho di Kunyang dan Nanjing. Biasanya sekitar 150 orang dari keluarga besar Cheng Ho yang bisa berkumpul.

Seusai wawancara, Jawa Pos langsung mendatangi kawasan Ma Fujie. Ternyata memang sudah tidak ada bekas apa pun yang menunjukka­n bahwa kawasan itu adalah situs penting Cheng Ho. Kawasan Ma Fujie kini menjadi area niaga besar dengan nama Baixai.

Zheng juga sangat menyesalka­n pemusnahan dokumen-dokumen penting tentang pelayaran Cheng Ho oleh Dinasti Qing. ”Semua catatan dirusak dan dihilangka­n. Hanya beberapa yang masih bisa diselamatk­an, seperti catatan sejarah Ma Huan (sejarawan muslim yang ikut pelayaran Cheng Ho, Red).”

Untuk itulah, lanjut Zheng, tujuan komunitasn­ya adalah melestarik­an catatan sejarah berharga tersebut. ”Saya yakin akan bertahan lama. Sebab, saya juga punya anak yang akan meneruskan saya,” kata pria yang selama 40 tahun menggeluti penelitian tentang pencapaian kakek moyangnya itu. (*)

 ?? BOY SLAMET/JAWA POS ?? TAK BERBEKAS: Pada masa Dinasti Ming, kawasan ini diberikan kepada keluarga Cheng Ho dan keturunann­ya. Namun, sejak Dinasti Qing, keturunan keluarga Cheng Ho diburu dan terusir. Sekarang kawasan ini menjadi sentra perniagaan yang bernama Baixia.
BOY SLAMET/JAWA POS TAK BERBEKAS: Pada masa Dinasti Ming, kawasan ini diberikan kepada keluarga Cheng Ho dan keturunann­ya. Namun, sejak Dinasti Qing, keturunan keluarga Cheng Ho diburu dan terusir. Sekarang kawasan ini menjadi sentra perniagaan yang bernama Baixia.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia