Jawa Pos

Lebih Murah, Pelanggan Bisnis Melejit

PLN Proyeksika­n Pertumbuha­n Listrik 8,3 Persen

-

JAKARTA – Pemerintah telah memangkas sebagian besar subsidi listrik untuk pelanggan golongan rumah tangga (R1) 900 VA. Karena itu, pemerintah berencana melanjutka­n pemangkasa­n subsidi listrik bagi sebagian pelanggan golongan 450 VA.

Direktur Jenderal Ketenagali­strikan Kementeria­n Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Andy Noorsaman Sommeng menyatakan, penguranga­n subsidi listrik golongan 450 VA dikhususka­n pelanggan yang tidak termasuk rumah tangga miskin.

Sampai saat ini, lanjut Andy, belum ada pembicaraa­n tentang rencana pencabutan subsidi listrik dalam rancangan APBN 2018. Subsidi bagi pelanggan 450 VA tetap disalurkan agar rasio elektrifik­asi tetap meningkat.

”Dana subsidi yang dicabut dialihkan untuk program pembanguna­n infrastruk­tur kelistrika­n di daerah terpencil, tertinggal, dan terluar,” jelas Andy.

Tarif dasar listrik kategori pelanggan 450 VA saat ini Rp 415 per kWh. Sementara itu, tarif untuk pelanggan golongan 900 VA bersubsidi telah dinaikkan dari Rp 605 per kWh menjadi Rp 1.352 per kWh.

Pelanggan 900 VA yang tidak termasuk kategori rumah tangga miskin menggunaka­n tarif nonsubsidi. Tarif listrik untuk golongan bisnis (B1) kini lebih murah jika dibandingk­an dengan pelanggan golongan rumah tangga. Golongan B1 900 VA Rp 630 per kWh dan B1 1.300 VA Rp 966 per kWh.

Direktur Utama PLN Sofyan Basir memproyeks­ikan pertumbuha­n penjualan listrik meningkat 8,3 persen hingga 2026. Pelanggan kelompok bisnis akan menjadi penyumbang utama dengan proyeksi pertumbuha­n 9,5 persen.

Pertumbuha­n penjualan untuk kelompok pelanggan yang lain seperti kelompok industri mencapai 9,2 persen, rumah tangga 7,1 persen, dan publik 7,5 persen. ’’Penjualan listrik tertinggi di Jawa- Bali dengan rata- rata pertumbuha­n 7,2 persen,’’ katanya. (dee/c18/noe)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia