Mesin Sama, Skutik Unggul Putaran Bawah
DENGAN level harga dan kubikasi mesin yang nyaris sama, segmen sport harus rela market- nya terbentur skutik bongsor. Lantas, apa yang menjadi pembeda?
Sebenarnya calon konsumen tak perlu bingung karena meski sama-sama menggendong kubikasi mesin yang sama, skutik besar dan motor sport didesain untuk hidup di habitat yang berbeda.
Mengambil contoh yang paling mudah misalnya Yamaha NMAX. Mesin yang digendong adalah mesin SOHC 150 cc berteknologi (VVA) yang kurang lebih sama dengan mesin yang diusung motor sport All New R15.
Bedanya, setting dan range power keduanya cukup berbeda. Berdasar perbandingan di atas kertas, Yamaha NMAX tampak dikonsentrasikan pada putaran bawah dengan raihan torsi maksimal 14,4 Nm di 6.000 rpm. Sedangkan mesin 150 cc All New R15 meraih torsi 14,7 Nm pada putaran 8.500 rpm.
’’Sesuai dengan desain awal, skutik lebih banyak digunakan untuk melibas jarak pendek dengan kebiasaan riding stop and go. Jadi, tenaga terpusat di putaran bawah. Sedangkan motor fokus mengejar tenaga di putaran mesin tinggi,’’ ujar Handy Sebastian, salah seorang mekanik di bengkel Maxtune yang khusus menangani motor-motor matik. VVA sendiri merupakan teknologi yang mengatur suplai bahan bakar ketika putaran mesin cukup tinggi. Setelah ECU membaca putaran mesin di rpm tertentu, sistem mengaktifkan bagian mesin agar membuka asupan bahan bakar ke dalam ruang pembakaran. ’’Di NMAX kurang lebih VVA bekerja di putaran 6.000 rpm. Kalau R15 baru aktif di kisaran 7.500 rpm,” tambah Handy. Selain itu, jika dilihat dari sudut pandang riding style, skutik jelas diperuntukkan mereka yang mengejar sisi kenyamanan, terutama saat berboncengan. Berbeda dengan model sport yang lebih cenderung menonjolkan untuk kecepatan tinggi. ’’Alasan utama menggunakan skutik bongsor karena kenyamanan dan prestige,’’ ujar Astariyo Prakoso dari Indonesia Nmax Community. (agf/c17/noe)
NYAMAN: Skutik bongsor Yamaha X-MAX 250 yang mampu terjual 1.000 unit dalam sehari.