Jawa Pos

Mesin 101 bagi Perempuan

-

BANYAK pengemudi perempuan yang tak terlalu paham dengan detail kendaraan. Namun, ada sejumlah hal dasar tentang kondisi kendaraan yang tetap dibutuhkan untuk diketahui pengendara perempuan.

Kita bisa melihat kondisi fisik mobil sebelum merasakann­ya sebagai langkah aman. Misalnya, yang paling kasatmata adalah ban kempis. Beberapa kendaraan yang cukup canggih memiliki pengingat jika ban kendaraan kempis atau kurang angin.

Jika tak ada pengingatn­ya, kondisi itu bisa dilihat dengan mata kita. Saat berkendara, ban yang kurang angin pun dapat dirasakan ketika mobil agak sedikit narik atau lari ke kanan-kiri saat melaju di jalanan lurus dengan kecepatan di atas 20 kilometer per jam.

Dalam kondisi seperti itu, kendaraan masih bisa melaju hingga menemukan tempat pengisian. Tetapi, jangan terlalu kencang. Usahakan kecepatan maksimal 40 kilometer per jam saja. Jangan gunakan ban kempis untuk berkendara jarak jauh. Bahaya dan banyak risikonya. Sebab, akan sulit handling dan rem tidak bisa berfungsi 100 persen.

Selain ban kempis atau bocor, kendala dasar lain adalah bau asap yang tiba-tiba muncul dari dalam mobil. Sebelum ada asap muncul dari kap depan, perhatikan gambar di dasbor, temperatur mobil.

Tanda di mobil manual biasanya berupa jarum untuk bensin. Jika jarum sudah mengarah ke atas atau ke area merah, biasanya mesin sudah mulai panas atau overheat. Nah, kalau kondisi itu dibiarkan, mobil akan berasap dan mogok. Artinya, mesin mobil sudah terlampau panas.

Coba arahkan mobil ke pinggir jalan. Cari tempat yang aman, berhenti, dan buka kap mesinnya agar mesin lebih dingin. Tetapi, jangan sentuh apa pun karena mesin mobil pasti masih panas sekali. Telepon bengkel saja.

Jika memang ada suara mesin mobil ngelitik atau berbunyi kecil, bisa jadi bahan bakarnya kurang pas dengan mesin. Bisa pula saringan kotor atau sensor untuk tangki bensinnya lemah. (*)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia