Tentara Salah Sasaran, Tewaskan Teman Sendiri
MARAWI – Video yang dirilis kelompok militan Maute Selasa (30/5) membawa kebahagiaan sekaligus kesedihan bagi keluarga Pastor Teresito Suganob. Bahagia karena, setelah sekian lama tanpa kabar, mereka bisa tahu bahwa Suganob masih hidup. Tetapi, mereka juga sedih karena, selain video tersebut, mereka tidak tahu bagaimana nasibnya dan belasan jemaatnya yang disandera Maute sejak hari pertama konflik pada Selasa (23/5).
” Video itu bisa diambil pekan lalu atau awal konflik ini pecah. Kami tidak tahu bagaimana kondisinya sekarang,” ujar Rufino Larozza, kepala Desa Maite Grande, Lambunao, Kota Iloilo, yang juga paman Suganob. Larozza yakin pria dalam video tersebut benar-benar Suganob. Dia berharap agar keponakannya tersebut bisa segera dibebaskan.
Sebagai seorang mantan prajurit, Larozza memahami mengapa Presiden Filipina Rodrigo Duterte tidak akan memenuhi permintaan Suganob agar operasi militer di Marawi dihentikan demi keselamatan sandera. Sebab, memenuhi permintaan Maute itu sama saja dengan mengaku kalah dan bakal merusak mental para prajurit yang sudah ditugaskan.
Hingga kemarin (1/6), masih banyak penduduk yang berusaha melarikan diri dari Marawi. Anggota Moro Islamic Liberation Front (MILF) membantu proses evakuasi dengan mengamankan wilayah yang bakal dilalui warga Marawi.
Penduduk memang tidak bisa berharap banyak bahwa kota mereka bakal baik-baik saja. Meski AFP mengklaim telah menguasai 90 persen Marawi, rupanya pertempuran tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Jangankan menambah daftar panjang militan Maute yang dilumpuhkan, pasukan AFP yang ditugasi menyerang dari udara malah membunuh rekan sendiri.
Setidaknya sebelas orang prajurit militer Filipina tewas dan 8 lainnya luka-luka gara-gara salah sasaran yang terjadi Rabu (31/5). ”Pasti ada kesalahan yang terjadi, entah yang mengarahkan di lapangan atau pilotnya,” terang Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana. (Reuters/Philstar/Inquirer/ NewYorkTimes/sha/c4/any)