Jawa Pos

Pakai Headset, Namira Tak Dengar Teriakan Bahaya

Adik yang Berusaha Selamatkan Malah Ikut Tertimpa Longsoran

-

TERNATE – Longsor pada Kamis (1/6) di RT 8, RW 3, Kelurahan Tabona, Ternate, meninggalk­an duka yang mendalam bagi keluarga Budi Ali, 63. Mereka kehilangan dua anggota keluarga sekaligus, yaitu kakak beradik Namira serta Takdir. Dua belia itu ditemukan tak bernyawa karena tertimpa batu dan tembok beton saat longsor.

Petaka memilukan tersebut terjadi setelah makan sahur. Saat itu Budi bersama dengan empat cucunya, yakni Namira, 13; Takdir, 7; Masna, 17; dan Ama, 20, serta anaknya, Nursan, 30, duduk di ruang tamu.

Berselang 15 menit, Namira pamit ber istirahat sejenak sambil menunggu subuh. Setelah itu, adik kandungnya, Takdir, menyusul Namira ke dalam kamar.

Sejurus kemudian, Budi mendengar suara seperti tanah yang roboh dari belakang rumah. Firasat Budi menyatakan bahwa itu adalah longsor.

Budi kemudian berteriak meminta cucu dan anaknya keluar dari rumah. Perintah Budi hanya didengar ketiga cucunya, salah satunya Takdir dan anaknya. Sementara itu, Namira tidak mendengar teriakan Budi lantaran memakai headset dan asyik mendengark­an lagu.

Seruan Budi soal bahaya tersebut benar. Sekitar dua menit kemudian batu dan tanah gumpalan jatuh dari tebing dan mengenai tembok dapur rumah Budi hingga roboh. Budi, ketiga cucunya, dan seorang anaknya sudah berada di luar rumah sambil memanggil Namira untuk bergegas keluar.

Takdir yang tak tega dengan Namira yang masih berada di dalam kamar kemudian masuk memanggil kakaknya. Namun, begitu dia masuk kamar, sebuah batu dari tebing ambrol, lalu menimpa kamar yang ditiduri Namira. Akibatnya, Namira dan Takdir tertimpa batu besar tersebut.

Sekitar 15 menit kemudian, tim SAR dan pihak Kodim 1501/Ternate datang di lokasi. Dibantu warga, mereka langsung bergegas mengevakua­si rumah Budi dengan peralatan seadanya. Sayang, nyawa Namira dan Takdir tak bisa diselamatk­an. Jenazah dua belia itu dimakamkan di Lingkungan Hate Gasora, RT 5, RW 2, Kelurahan Tabona, sekitar pukul 12.00 WIT.

Saat ditemui, duka masih menggantun­g di wajah Budi. ”Keadaan seperti tadi semua panik. Akhirnya Namira dan Takdir pun tidak bisa diselamatk­an,” ucapnya.

Namira yang menjadi siswa kelas VII di SMP Al-Irsyad dikenal sebagai salah seorang siswa berprestas­i. ”Sering juara, kalau bukan juara tiga ya dua. Dia juga anak yang pendiam dan penurut,” kata Budi sambil memanggil Takdir.

Kedua cucunya tidak memperliha­tkan tanda-tanda aneh sebelum meninggal. Hanya Takdir yang bertanya-tanya kapan sekolah. ”Dia (Takdir, Red) pernah tanya kepada saya kapan dia masuk SD,” ungkapnya.

Mendengar ada warganya yang tertimpa musibah, Wali Kota Ternate Burhan Abdurahman langsung menuju lokasi kejadian. Wali kota dua periode itu datang dengan didampingi Kadis Perumahan Rakyat, Pemukiman, dan Pertanahan Rizal Marsaoly.

Wali kota, saat diwawancar­ai, menegaskan bahwa sementara di kawasan tersebut, tak diizinkan untuk mendirikan bangunan. ”Lima rumah yang berderet di kawasan ini sementara akan kami kosongkan dan tidak diizinkan bagi warga untuk mendiami kawasan itu,” ujarnya.

”Tanah ini awalnya sudah tidak diizinkan untuk dibangun. Tetapi, mereka masih tetap membangun. Nanti saya perintahka­n kepada lurah untuk mendata beberapa rumah di sini. Sementara mereka diungsikan di keluargany­a dulu,” jelasnya. (tr-05/jfr/c24/ami)

Keadaan seperti tadi semua panik. Akhirnya Namira dan Takdir pun tidak bisa diselamatk­an.’’ Budi Ali, Kakek korban

 ?? HARIYANTO TENG/MALUT POST/JPG ?? PAHLAWAN KECIL: Petugas mengevakua­si jenazah Takdir, satu di antara dua korban meninggal yang tertimpa batu longsor, di rumahnya di Kelurahan Tabona, Ternate Selatan.
HARIYANTO TENG/MALUT POST/JPG PAHLAWAN KECIL: Petugas mengevakua­si jenazah Takdir, satu di antara dua korban meninggal yang tertimpa batu longsor, di rumahnya di Kelurahan Tabona, Ternate Selatan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia