Jawa Pos

Tak Ada Perbedaan meski Menulis dengan Kaki

-

JEMBER – Keterbasan fisik tak membuat Sulastri putus asa menuntut ilmu. Siswi kelas V SDN Kemuning Lor 2, Kecamatan Arjasa, Jember, itu harus menggunaka­n kaki untuk menulis materi pelajaran di kelas.

Sulastri merupakan siswa tunadaksa tanpa dua tangan. Di ruang kelas, dia bersama pelajar lain sedang mengerjaka­n ujian sekolah. Hanya mejanya yang berbeda, yakni lebih rendah daripada yang lain agar mudah menulis. ”Kalau belajar menulis sebelum masuk SD,” katanya kepada Jawa Pos Radar Jember.

Warga Dusun Rayap, Desa Kemuning Lor, tersebut belajar menulis secara mandiri. Dia dibimbing orang tuanya yang merupakan buruh tani. Tak butuh lama untuk bisa menulis. Keuletanny­a menjadikan gaya tulisannya tidak jauh berbeda dengan siswa lain.

Setiap hari, perempuan kelahiran 1 Mei 2005 itu berjalan kaki ke sekolah. Di dalam kelas, dia mengikuti mata pelajaran dan menulis tiga lembar. Semua itu dilakukann­ya dengan mudah. ”Waktu masih kali pertama masuk sempat gugup,” tuturnya.

Alasannya, Sulastri takut salah dan digojloki teman-temannya. Namun, seiring perjalanan waktu, dia bisa beradaptas­i meskipun memiliki keterbasan fisik. Semua itu dilakukan agar tidak tertinggal dengan teman-teman.

Di kelas Sulastri bersosiali­sasi dengan pelajar lainnya tanpa merasa ada perbedaan. Hal tersebut membuatnya lebih semangat belajar walau tidak menempuh pendidikan di sekolah luar biasa (SLB).

Eny Susilowati, kepala SDN Kemuning Lor 2, menambahka­n, peserta didiknya itu hanya memiliki kekurangan anggota tubuh. Namun, kemampuann­ya sama dengan pelajar lain. ”Prestasi di kelas sama dengan siswa lainnya,” katanya.

Menurut dia, Sulastri memiliki semangat belajar yang kuat untuk mencapai cita-citanya. Meski masih duduk di bangku kelas V SD, Sulastri sudah tertarik untuk melanjutka­n sekolah di SMP. Setiap pukul 07.00 WIB, dia sudah berada di kelas untuk mengikuti pelajaran. (gus/c25/diq)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia