Di Perjalanan Kehabisan BBM
Tak jauh dari tempat perahu mereka ditambatkan.
Jadi, apakah benar mereka memang semata-mata terdampar? Aparat keamanan setempat berkeyakinan demikian. Tak ada indikasi mereka mengungsi atau meminta suaka karena krisis di Marawi, Filipina.
”Mereka ini murni terdampar. Berdasar hasil pemeriksaan, BBM (bahan bakar minyak)-nya habis,” ujar Kapolsek Bunyu AKP Nyoman kepada Radar Tarakan ( Jawa Pos Group).
Seperti diketahui, aparat keamanan Indonesia saat ini meningkatkan penjagaan di perbatasan dengan Filipina. Itu dilakukan menyusul konflik bersenjata di Marawi yang terletak di Mindanao. Kepulauan di selatan Filipina tersebut berbatasan dengan sebagian wilayah Indonesia, termasuk Kaltara.
Empat belas orang itu ditemukan di area tambang batu bara milik PT Lamindo Intermulticon. Kawasan tersebut berada di Desa Bunyu Timur, Kecamatan Bunyu, Kabupaten Bulungan.
Menurut Chief Security PT Lamindo Intermulticon Ferry B. Usman, pihaknya menemukan dua orang yang sedang membawa jeriken minyak sekitar pukul 07.30 Wita kemarin.
”Mungkin mereka enggak sadar kalau sudah masuk teritorial Indonesia,” ungkapnya.
Ferry langsung menghubungi petugas di pos TNI-AL Bunyu. Komandan Lantamal XIII Tarakan Laksamana Pertama Ferial Fahroni yang diwkalili Komandan Pos AL Bunyu Letda M. Hirin mengungkapkan, setelah menerima laporan, pihaknya langsung menuju ke lokasi.
Kemudian, mendata 14 warga negara Filipina tersebut. ”Selanjutnya kami serahkan ke pihak kepolisian,” ujarnya.
Sembilan di antara 14 warga Filipina itu adalah lelaki. Usia mereka, yang termuda 17 tahun (lelaki, dua orang) dan yang tertua 80 tahun (perempuan, satu orang).
Ketika dihubungi, motoris (nakhoda) perahu yang membawa 14 warga Filipina tersebut, Asmad Jamad, mengaku tak bermaksud memasuki perairan Indonesia. Perahu berukuran 15 x 4 meter berwarna hijau-hitam bergaris biru yang dikendalikan semula akan menuju Sitangkai dari Bungao. Dua kota itu masuk wilayah Provinsi Tawi-Tawi di Kepulauan Mindanao, Filipina.
Mereka berangkat pada Minggu (28/5). Tapi, di tengah jalan, kehabisan BBM. Akibatnya, perahu tiga mesin dengan kapasitas 15 PK itu terapung tiga hari tiga malam di laut tanpa ketersediaan bahan makanan.
” Terpaksa makan oleh-oleh yang kami beli untuk diberikan kepada keluarga,” ujar pria 53 tahun itu dengan logat Melayu yang sedikit terbata-bata.
Selain itu, faktor cuaca akibat angin barat juga ditengarai jadi pemicu mereka terdampar hingga ke perairan Bunyu. ”Sempat kedinginan karena kena hujan.”
Camat Bunyu Nurdin menjelaskan, unsur musyawarah pimpinan kecamatan (muspika) masih menunggu petunjuk dari pihak Imigrasi Berau, Kalimantan Timur (Kaltim), sesuai instruksi Kapolres Bulungan. ”Nanti ditempatkan di mana, akan dibahas bersama muspika. Kami ingin segera dipulangkan ke Filipina, tapi datanya kita ambil dulu,” katanya. (keg/dsh/JPG/c10/ttg)