Rakit Bom di Rumah Kontrakan
Bripda Yogi Satu RS dengan Novel Baswedan
JAKARTA – Sepuluh piring, tujuh ember, tujuh stoples kaca, dan dua gelas. Ada pula masingmasing satu dus panci, jeriken, mangkuk, baut penutup panci presto, serta plastik bekas es batu.
Itulah sejumlah barang bukti yang ditemukan polisi saat menggeledah rumah kontrakan salah seorang pelaku bom bunuh diri Kampung Melayu, Ahmad Sukri (AS), kemarin. Dalam kesempatan yang sama, polisi juga melaksanakan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Mereka menduga rumah kontrakan di Kampung Cempaka, Desa Lebakjaya, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, itu dipakai pelaku sebagai tempat merakit bom yang mengakibatkan tiga anggota Polri tewas dalam insiden Rabu malam lalu tersebut (24/5).
Analisis tersebut berdasar hasil penggeledahan dan olah TKP kemarin. ”Dugaan sementara, AS merakit bom di rumah kontrakannya,” ungkap Kabidhumas Polda Jawa Barat Kombes Yusri Yunus ketika dikonfirmasi Jawa Pos kemarin (1/6).
Yusri menuturkan, penggeledahan di rumah kontrakan tersebut dilakukan untuk menyelidiki lebih lanjut kasus bom bunuh diri di Kampung Melayu. ”Untuk mencari barang bukti baru,” kata dia.
Penggeledahan dimulai pada pukul 08.00 WIB dan selesai sekitar pukul 11.00 WIB. Kemudian dilanjutkan dengan agenda serupa di rumah adik ipar AS, yakni HR. Sasaran penggeledahan selanjutnya adalah rumah adik kandung AS yang berinisial IS di Kampung Paledang, Suci Kaler, Kabupaten Garut. ”Sudah selesai semua,” ungkap Yusri.
Sebelumnya, yakni Jumat (26/5), HR dan IS sempat ditangkap serta diperiksa Densus 88 Antiteror. Kini keduanya sudah dipulangkan. Yusri mengungkapkan, penggeledahan dan olah TKP kemarin berlangsung kondusif. Tapi, pihaknya tetap melakukan pengamanan, baik terbuka maupun tertutup, di dua lokasi yang didatangi kemarin.
Sementara itu, kondisi mata Bripda Yogi Aryo Yudistiro belum pulih benar meski sudah mendapatkan perawatan di Singapore General Hospital. Pemulihan kondisi mata kanan salah seorang korban bom bunuh diri Kampung Melayu itu pun belum bisa dilakukan secara maksimal lantaran pendarahan belum berhenti.
”Belum bisa diambil tindakan. Darah mengucur dari mata kanan Yogi,” ujar Yuli Hari Utomo, ayah Bripda Yogi, ketika dihubungi kemarin.
Sampai saat ini, dia berada di Singapura unruk mendampingi putranya yang dipindahkan dari RS Premier Jatinegara, Jakarta Timur, pada Selasa (30/5). Dia ditemani istriya, Puji Kusraety, dan seorang dokter polisi.
”Kami satu rumah sakit dengan penyidik KPK Novel Baswedan, tapi beda blok,” imbuh dia. Yuli menuturkan, mata kiri Yogi juga belum dioperasi. Dia menyebutkan, sisa perawatan dari tindakan di RS Premier Jatinegara masih dibiarkan. ” Tapi, ini dikontrol-kontrol terus,” ungkap pria yang bertugas di Kantor Imigrasi Kelas II Depok itu.
Yuli berharap, banyak doa yang mengalir untuk kesembuhan putranya. Akibat ledakan bom bunuh diri Kampung Melayu, Yogi mengalami luka parah. Bahkan boleh dibilang paling parah. Tangan dan kakinya patah serta banyak luka bekas serpihan logam di tubuhnya. ( jun/syn/c11/ttg)