Nervous karena Minim Jam Terbang
Evaluasi Penampilan Petenis di Singapura
JAKARTA – Capaian kurang memuaskan di kancah internasional terus menghantui tim tenis Indonesia. Itu terlihat dari dua turnamen terakhir yang sekaligus digunakan sebagai tryout, Singapore ITF Futures 1 (22/5) dan Singapore ITF Futures 2 (29/5). Kurangnya jam terbang menjadi masalah utama mereka.
Menerjunkan sejumlah pemain potensial seperti Aditya Hari Sasongko, Fitriadi M. Rifqi, Arief Rahman, Anthony Susanto, David Agung Susanto, dan Sunu Wahyu Trijati, tidak ada satu pun wakil Merah Putih yang meraih hasil maksimal. Padahal, mereka digadang-gadang turun di ajang SEA Games 2017.
Berkaca pada turnamen pada Singapore ITF Futures 1, Indonesia juga belum menampakkan performa terbaiknya. Wakil Indonesia satu-satunya di sektor tunggal, David Agung Susanto, harus terhenti di babak pertama setelah menghadapi MarcAndrea Huesler (Swiss) dengan skor 3-6, 3-6.
Sedangkan di sektor ganda, David yang berpasangan dengan Sunu Wahyu Trijati juga gagal melangkahi pemain gado-gado Nam Hoang (Vietnam)/N. Vijay Sundar Prahasti (India) dengan hasil 2-6, 3-6.
Lalu, di turnamen Singapore ITF Futures 2, tidak ada satu pun yang lolos ke babak utama. Aditya Hari Sasongko harus mengakui kekuatan Nicholas S. Hu (Amerika Serikat) dengan skor 5-7, 6-3, 3-6. Fitriadi M. Rifqi juga takluk oleh wakil Jepang, Yutaro Matsuzaki 4-6, 3-6.
”Banyak kendala di tim kami. Yang paling mendasar adalah mereka ini kurang ikut pertandingan. Latihan fisik dan teknik saja tidak cukup. Pemain harus terus bertanding karena juga membantu perkembangan mental mereka,” kata Andrian Raturandang, pelatih tim putra timnas.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa sebenarnya kualitas teknik David dkk sudah bagus. Gaya permainan mereka yang mengandalkan relay dan service sempurna menjadi senjata. Hanya, mental bertanding yang kurang membuat mereka sering membuat kesalahan.
”Kelihatan, sering kali anakanak seperti kehilangan daya juang dan gugup. Sebenarnya permainan mereka saya lihat juga sudah mumpuni,” tegasnya.
Kondisi tersebut ditanggapi Pelatih Kepala Timnas Suharyadi. Peraih emas pada SEA Games XIV/1987 itu menuturkan, minimnya kompetisi dan lambatnya regenerasi menjadi permasalahan utama timnas saat ini. (tif/c10/tom)