Jawa Pos

Nasbung pun Bisa Jadi Barang Mewah

Komunitas Sedekah Jumat Konsisten Berbagi untuk Sesama

-

SURABAYA – Berbagilah dengan sesama. Tidak perlu muluk-muluk. Sebungkus nasi bisa jadi barang mewah bagi yang membutuhka­n.

Itulah yang dilakukan Rury Kusumadewi setiap Jumat. Dia berkelilin­g dengan motor untuk blusukan sembari membawa 150 nasi bungkus. Mulai melangkah pukul 08.00, dia membagikan nasi bungkus untuk kaum duafa yang ditemuinya.

Rury dan 15 kawannya menamakan diri Komunitas Sedekah Jumat (KSJ). Mereka sudah melakoni aktivitas itu hampir dua tahun. ”Dulu, waktu awal-awal, kami hanya membagikan 30–50 nasi bungkus,” terang Rury.

Awalnya, Rury bersama seorang kawan, Ani Suryanings­ih, terinspira­si gerakan sosial yang mereka lihat di media sosial. Dari situ, timbul niat mereka untuk juga membantu sesama. ”Kami berpikir, kalau mereka bisa, kenapa kami nggak bisa?” ucap dia.

Sejak itu, Rury dan Ani mulai bergerilya. Termasuk mengajak teman semasa sekolah untuk bergabung. Tak dinyana, respons yang datang begitu positif. ”Akhirnya, ada yang transfer, lalu kami belikan nasi bungkus untuk dibagikan,” terangnya.

KSJ semakin rutin men- share agenda kegiatan sedekah nasi bungkus (nasbung) di media sosial. Cara itu dianggap paling efektif untuk menggalang gerakan sosial tersebut. ”Kami share di media sosial butuhnya apa saja dan habis berapa. Lalu, kami tag ke teman-teman,” jelas Rury.

Pemilihan Jumat bukan tanpa alasan. Jumat dipilih karena dianggap sebagai hari paling berkah bagi umat Islam. Pada hari itu pula, dosa mulai Jumat hingga Jumat selanjutny­a dihapus. ”Hari Jumat itulah hari terbaik untuk berbagi. Kalau kami berbagi, pasti didoakan sama mereka. Itulah istimewany­a,” tuturnya.

Begitu pula nasbung yang dibagikan. KSJ punya pertimbang­an. Nasbung dianggap sebagai bantuan yang simpel tetapi dibutuhkan dan bisa diterima siapa pun. ”Saat ini kami ingin istiqamah dulu untuk nasbung. Setelah sedekah nasbung ini mantap, baru kami pikirkan yang lain,” ujar pengusaha seblak tersebut.

KSJ tidak membatasi tempat untuk berbagi. Selama di tempat itu ada orang yang membutuhka­n, di situ KSJ akan turun. ”Kadang kami juga ke depo sampah buat jemput bola,” terang Ani.

Saat ini anggota KSJ terdiri atas berbagai latar belakang. Ada yang pelajar, karyawan, hingga pengusaha. Namun, perbedaan latar belakang itu tidak menyurutka­n tiap anggota untuk ikut ambil bagian.

Selain ajang sedekah, KSJ juga menjadikan kegiatan itu sebagai sarana bersilatur­ahmi. Melalui kegiatan tersebut, teman-teman semasa sekolah bisa berkumpul lagi.

KSJ adalah salah satu di antara sekian banyak gerakan sosial di Surabaya. Melalui gerakan sosial seperti itu, kita bisa tahu bagaimana berbagi menjadi kebutuhan dasar manusia. Melalui mereka, sebungkus nasi pun menjadi berkah bagi yang menerima. ( gal/c11/fal)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia