Jawa Pos

Warga Gading Fajar Sepakat Tolak PKL

-

SIDOARJO – Setelah ditertibka­n secara masif oleh tim gabungan, para pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Perumahan Gading Fajar tetap berupaya untuk bisa kembali berjualan di fasilitas umum (fasum). Namun, keinginan itu, tampaknya, harus dipikirkan dengan masak. Sebab, jika tetap nekat balik kucing, bukan tidak mungkin mereka akan berhadapan dengan warga.

Saat ini warga sudah bulat untuk menolak rencana pedagang itu kembali menempati fasum di Gading Fajar. Mereka tidak ingin lingkungan menjadi kumuh lagi. ’’Sudah seharusnya fasum steril dan digunakan untuk ruang terbuka hijau (RTH),” kata Nasukh, salah seorang warga.

Pria berusia 52 tahun itu menceritak­an awal mula masuknya PKL ke Gading Fajar. Sekitar 10 tahun lalu, sejumlah pedagang datang ke areal perumahan. Mereka menempati lahan-lahan kosong. Penjual itu berasal dari Alun-Alun Sidoarjo.

Tambah lama, jumlah pedagang semakin banyak. Jumlahnya melonjak drastis. Berdasar data yang dihimpun Satpol PP Sidoarjo, saat ini jumlah PKL di Gading Fajar sudah mencapai 1.200 orang. Tidak hanya di taman, pedagang juga menempati trotoar serta jalan.

Pengamatan di lapangan kemarin, pedagang kembali menempati wilayah Gading Fajar. Di depan RW 9 dan RW 10, misalnya. Pedagang membuka lapaknya di bahu jalan. Lokasi lain di dekat bundaran Gading Fajar. Padahal, sebenarya pemkab sudah menyediaka­n lahan relokasi di tanah milik Mahkamah Agung (MA). Namun, PKL memilih berjualan di trotoar dan jalan. Kemarin tidak tampak ada petugas yang berjaga.

Pelaksana Tugas (Plt) Kasatpol PP Pemkab Sidoarjo Widiyantor­o Basuki mengatakan, pedagang tetap tidak diperboleh­kan berjualan di fasum serta badan jalan. ”Kami sudah menyediaka­n lahan relokasi,” ucapnya. (aph/c7/hud)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia