Jawa Pos

KDRT dan Pencabulan Masih Dominan

Korban Kekerasan di Kota Delta

-

SIDOARJO – Selama empat bulan, sudah ada 57 korban dalam kasus kekerasan yang ditangani pusat pelayanan terpadu pemberdaya­an perempuan dan anak (P2TP2A). Kasusnya masih didominasi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan pencabulan. ”Jumlah korban dua kasus itu selalu tinggi. Mendominas­i,” kata Koordinato­r Advokasi dan Litigasi P2TP2A Vira Meyrawati Raminta kemarin (1/6).

Tiap bulan, ada korban yang mengadu. Penyebabny­a beragam. Mulai suami yang ringan tangan hingga pertengkar­an yang berkepanja­ngan. Ada juga keluarga yang melaporkan anaknya yang telah dicabuli orang. ’’Khusus kasus KDRT, sudah ada 25 korban yang melapor,’’ jelas Vira.

Sementara itu, jumlah korban pencabulan mencapai 11 orang. Sebagian besar adalah anak-anak berusia belasan tahun dengan pelaku orang yang sudah mereka kenal. ”Sebagian pelaku merupakan orang dekat,” lanjutnya.

Vira mengakui, setiap tahun korban kekerasan selalu ada. Tahun lalu yang paling banyak mendapat pendamping­an juga korban KDRT dan pencabulan. Korban KDRT mencapai 114 orang, sedangkan korban pencabulan sebanyak 58 orang.

Pendamping­an hanya dilakukan P2TP2A untuk perempuan dan anak. Namun, P2TP2A juga sering menjadi tempat konsultasi lakilaki atau suami yang mendapat kekerasan dari istrinya. Baik kekerasan fisik maupun psikis. ’’Bahkan, sering juga menangani kasus perebutan anak,’’ terang Vira.

Dia menambahka­n, banyak kasus yang sampai ke meja sidang. Salah satunya, istri yang memerkarak­an perbuatan suami. Bahkan, gara-gara kekerasan itu pula, ada pasangan yang mengakhiri biduk rumah tangganya melalui perceraian. (may/c7/ai)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia