Temukan Kerupuk Mengandung Pewarna
SURABAYA – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terus mengawasi takjil yang dijajakan saat bulan puasa. Kemarin (5/6) petugas melakukan uji sampel di Pasar Wonokromo. Mereka mulai berkeliling sekitar pukul 15.30 untuk mencari makanan yang dicurigai mengandung bahan berbahaya.
”Dilihat ciri-cirinya. Kalau dicurigai, langsung kami beli untuk diperiksa,” tutur Lisda Puspajanti, staf bidang pengujian pangan dan bahan berbahaya. Kemarin dia melakukan uji sampel terhadap 25 makanan, baik siap santap maupun bahan mentah.
Dari hasil pemeriksaan sampel, semua makanan basah yang dijajakan tidak mengandung bahan berbahaya. Namun, jelly, cao, dan puding harus diuji ulang di laboratorium. ”Ini hasilnya meragukan. Saya tidak berani menyimpulkan,” ucapnya.
Untuk bahan mentah seperti kerupuk, ada lima sampel yang positif mengandung rhodamin B (pewarna sintetis). ”Ada dua sampel kerupuk matang dan tiga sampel kerupuk mentah,” jelas Lisda.
Sementara itu, Budi Sulistyowati, staf sertifikasi layanan informasi konsumen, menjelaskan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti temuan tersebut. Salah satunya memberikan penyuluhan kepada para pedagang. ” Tadi sewaktu beli kan sudah dicatat nomor dan nama penjualnya. Itu nanti kami tindak lanjuti,” tutur Budi.
Temuan tersebut akan dilaporkan kepada kepala pasar untuk diberi teguran. Selanjutnya, pihak BPOM melakukan pembinaan kepada para pedagang yang menjual makanan dengan kandungan bahan tambahan berbahaya itu.
Dia mengungkapkan, bahan tambahan berbahaya memang kerap dijumpai pada kerupuk. Jenis makanan tersebut cukup banyak digemari. ”Banyak yang senang dengan kerupuk berwarna. Katanya, rasanya lebih enak. Mungkin ini yang menjadi pemicu,” ucapnya. ( dwi/c21/fal)