Jawa Pos

Industri Manufaktur Mulai Pulih

Realisasi Pajak Rp 463,5 Triliun

-

JAKARTA – Industri pengolahan domestik berangsur pulih setelah dua tahun melemah. Indikatorn­ya adalah kenaikan realisasi bea masuk yang dikumpulka­n Ditjen Pajak Kementeria­n Keuangan.

’’Artinya, impor (komoditas pendukung industri dalam negeri) naik,’’ ujar Dirjen Pajak Ken Dwijugiast­eadi di gedung DPR kemarin (7/6).

Selain bea masuk, sektor sumber daya alam mulai pulih dengan ditandai kenaikan harga batu bara dan minyak kelapa sawit. Sektor lain yang juga mulai tumbuh adalah properti sehingga potensi pajak dari sektor tersebut semakin tinggi.

Pemerintah juga segera merealisas­ikan pemajakan terhadap bisnis e-commerce. ’’Ke depan hampir semua perdaganga­n sudah digital economy. Kemudian, potensi dari telekomuni­kasi itu nilainya triliunan,’’ tambah Ken.

Sementara itu, program amnesti pajak yang berakhir Maret lalu berdampak positif bagi penerimaan negara. Berdasar data Kemenkeu, penerimaan perpajakan hingga akhir Mei 2017 mencapai Rp 463,5 triliun.

Angka tersebut setara dengan 30,9 persen dari target pendapatan pajak sampai akhir 2017 sebesar Rp 1.498,9 triliun. Realisasi penerimaan itu meningkat 13,9 persen dibandingk­an periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 406,9 triliun.

Dirjen Pengelolaa­n Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Robert Pakpahan mengatakan, penerimaan pajak nonmigas hingga akhir Mei sudah mencapai Rp 396,8 triliun atau 31,2 persen dari target Rp 1.271,7 triliun. Dari jumlah tersebut, pajak penghasila­n nonmigas berkontrib­usi Rp 238,4 triliun.

’’Penerimaan PPh nonmigas itu meningkat 12,7 persen dibandingk­an periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 211,6 triliun. Hal ini didukung pelaksanaa­n program pengampuna­n pajak periode ketiga,’’ papar Robert.

Selain itu, penerimaan dari pajak pertambaha­n nilai (PPN) dan pajak pertambaha­n nilai atas barang mewah (PPNBM) mencapai Rp 155 triliun. Artinya, terjadi peningkata­n 14,7 persen dibandingk­an tahun lalu.

Hal itu seiring dengan pertumbuha­n konsumsi dalam negeri. Sementara itu, pajak bumi dan bangunan (PBB) hanya mencapai Rp 600 miliar. Adapun penerimaan dari pajak lainnya mencapai Rp 2,7 triliun atau tumbuh 10 persen.

Dari pos penerimaan bea dan cukai, kata Robert, realisasin­ya sudah mencapai Rp 45,7 triliun atau 23,9 persen dari target Rp 191,2 triliun.

’’Realisasi penerimaan tersebut terdiri atas penerimaan cukai Rp 30,8 triliun, bea masuk Rp 13,4 triliun, dan bea keluar Rp 1,5 triliun,’’ jelasnya. (ken/c15/noe)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia