Jawa Pos

Subsidi Elpiji Bengkak Rp 38 T

-

JAKARTA – Pemerintah menunggak Rp 38 triliun kepada PT Pertamina (Persero). Direktur Pertamina Elia Massa Manik mengungkap­kan, jumlah tersebut berasal dari tunggakan subsidi BBM dan LPG yang disalurkan Pertamina hingga periode Maret 2017. ’’ Tunggakan-tunggakan itu mencapai Rp 38 triliun per Maret tahun ini ya. Akumulasi dari tahun-tahun sebelumnya,’’ katanya.

Saat ini, ucap dia, Pertamina telah mengajukan tagihan tunggakan tersebut ke pemerintah. Namun, hingga kini, belum ada pembayaran dari pemerintah kepada Pertamina. ’’Sudahlah. Tapi kan pemerintah lagi ngatur bujet,’’ ucapnya.

Tahun ini subsidi elpiji 3 kg yang dipatok Rp 20 triliun tidak akan cukup sampai akhir 2017 dan akan membengkak dua kali lipat menjadi Rp 40 triliun.

Direktur Pemasaran Pertamina M. Iskandar menjelaska­n, pembengkak­an anggaran subsidi elpiji 3 kg disebabkan peningkata­n konsumsi 7 persen per tahun. Konsumsi elpiji tahun ini mencapai 350 ribuan ton per tahun. ’’Ratarata setahun itu 7 persen, ini nasional. Sekitar 4 tahun ini rata-rata segitu,’’ ujarnya.

Dia mengungkap­kan, kenaikan konsumsi tersebut tidak banyak berdampak pada pembengkak­an subsidi elpiji yang menjadi Rp 40 triliun. Yang memicu pembengkak­an ialah naiknya harga acuan CP Aramco. ’’Sekarang USD 470 per ton, sempat USD 490 per ton. Jadi enggak cukup, makanya hampir dua kali lipat,’’ jelasnya.

Terpisah, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyatakan bahwa pemerintah berencana mengevalua­si harga elpiji tabung melon tersebut. Sebab, selama 10 tahun terakhir ini, harga elpiji bersubsidi itu tidak berubah.

Harga elpiji 3 kg tidak pernah dievaluasi setelah penerbitan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 104 Tahun 2007. Padahal, merujuk pada kesepakata­n dengan DPR, pemerintah boleh menaikkan harga elpiji bersubsidi Rp 1.000 per kg pada tahun ini. (dee/c20/sof)

 ?? MUHAMAD ALI/JAWA POS ?? Elia Massa Manik
MUHAMAD ALI/JAWA POS Elia Massa Manik

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia