Mengasuh Anak Berbasis Otak
SURABAYA – Setiap anak adalah cerminan orang tua. Artinya, apa yang dilakukan orang tua akan selalu ditiru oleh anak. Perlakuan itu sangat berpengaruh terhadap karakter anak saat dewasa.
”Masa kanak-kanak adalah waktu yang paling tepat untuk membentuk karakter mereka,” tutur Euis Kurniawati, founder dan pengisi kelas pengasuhan dalam acara Seminar Parenting dan Childhood Optimizer di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) kemarin (11/6). Dia pun menjelaskan, di dalam otak, ada empat bagian yang bisa dimanfaatkan untuk membentuk karakter anak. Yakni, lobus insula, ganglia basalis, neuron cermin, dan prefrontal cortex (PFC).
” Lobus insula ini bagian yang efektif untuk menerima nasihat. Metode bercerita pun menjadi cara efektif untuk menanamkan nasihat baik kepada anak,” lanjutnya. Sementara itu, ganglia basalis menjadi bagian otak yang dapat membentuk anak memiliki kebiasaan baik yang otomatis. Cara membentuknya adalah dengan mengajak mereka melakukan kebaikan berulang secara terus-menerus selama tiga bulan. Misalnya, membiasakan membuang sampah pada tempatnya.
”Kalau putus di tengah, ya diulang lagi dari awal. Jadi, selalu ingatkan anak setiap waktu tanpa kenal lelah,” lanjut perempuan yang juga founder komunitas To Be Wonderful Wife itu. Bagian selanjutnya yang penting adalah neuron cermin. Bagian tersebut akan menyerap apa yang dilihat oleh anak. Karena itu, contoh langsung menjadi cara efektif untuk membentuk karakter seorang anak.
Bagian terakhir dari otak yang bisa dimanfaatkan untuk membentuk karakter baik anak adalah PFC. Berfungsi layaknya CEO dalam dunia bisnis, bagian otak itu memiliki banyak fungsi. Salah satunya berhubungan dengan kemampuan membedakan pikiran yang bertentangan seperti baik dan buruk. Karena itu, penanaman berulang sejak kecil tentang mana yang baik dan buruk perlu dilakukan. Tujuannya, anak tetap memiliki keteguhan mempertahankan kebaikan meski lingkungan tidak sepaham. (dwi/c6/jan)