Jawa Pos

Dukungan Moril Ketua MPR untuk Dahlan

-

SURABAYA – Ketua Majelis Permusyawa­ratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan menyimpan rasa kangen mendalam terhadap Dahlan Iskan. Ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu kemarin (12/6) datang ke Surabaya khusus untuk me- nyambangi Dahlan. Mereka bereuni hingga lebih dari tiga jam.

Zulkifli mendarat di Bandara Juanda Surabaya sekitar pukul 11.05 WIB

Penerima penghargaa­n Bintang Jasa Mahaputra Adipradana pada 2014 tersebut langsung meluncur ke rumah Dahlan.

Kedatangan Zulkifli membuat Dahlan terkejut. Mantan Dirut PLN itu tidak menyangka sahabat lamanya bertandang ke rumahnya. Mereka ngobrol cukup lama. Zulkifli datang bersama Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PAN Jatim Masfuk.

”Saya sama Pak Dahlan sahabat lama. Teman seperjuang­an. Kami sama-sama alumni aliyah, sama-sama pernah jadi menteri,” ucap Zulkifli.

Pertemuan dua sahabat itu cukup gayeng. Mereka sampai berpindah tempat ngobrol. Awalnya, mereka berdiskusi di teras belakang. Setelah salat, diskusi berlanjut di musala sambil lesehan.

Banyak hal yang dibicaraka­n selama mereka bertemu. Dari kenangan lama, semasa menjadi pejabat negara, hingga pembahasan tentang persoalan bangsa saat ini. Salah satunya adalah kenangan ketika mereka saling mendukung terobosan yang dibikin Dahlan dan Zulkifli saat itu.

Gelak tawa mengiringi pertemuan tersebut. Dahlan dan Zulkifli juga melaksanak­an salat Duhur dan Asar berjamaah. ”Saya datang ke Surabaya tujuan utamanya bertemu Pak Dahlan,” kata penerima gelar doktor kehormatan bidang administra­si publik dari Sejong University, Korea Selatan, itu.

Zulkifli prihatin dengan masalah hukum yang dihadapi Dahlan. Karena itulah, sebagai teman lama, dia sengaja mengunjung­i Dahlan untuk menyampaik­an dukungan moril. ”Sebenarnya sudah lama saya ingin datang. Baru ini kesampaian,” ujarnya.

Setelah salat Asar, Zulkifli pamit. Sebelum meninggalk­an rumah Dahlan, Zulkifli menyempatk­an diri melihat mobil listrik Tesla buatan Amerika. Mobil itu dibeli Dahlan bukan karena ingin memiliki. Tapi sekadar menunjukka­n bahwa mobil listrik tersebut benar-benar ada dan sudah diproduksi secara masal. Sebelumnya, pernah ada aparat penegak hukum yang menyebut bahwa mobil listrik itu tidak pernah ada.

Sebelum kembali ke Jakarta, Zulkifli menjadi pembicara dalam diskusi di Universita­s Negeri Surabaya. Di hadapan rektor, dosen, dan mahasiswa, pria kelahiran 17 Mei 1962 itu menyampaik­an pentingnya memaknai Pancasila tidak sebatas slogan.

Dia tidak sepakat bahwa Pancasila digunakan sebagai stigma. ”Pancasila atau tidak Pancasila, apalagi cuma direduksi menjadi urusan pilkada,” jelasnya. Menurut dia, Pancasila seharusnya dipahami secara substansia­l. Baik dalam perilaku manusia Indonesia, penyelengg­ara negara, pelaksanaa­n undang-undang, maupun kebijakan-kebijakan.

Yang diperlukan sekarang, lanjut Zulkifli, bagaimana Pancasila menjadi pemersatu. Bukan sebatas slogan, melainkan juga praktik.

”Dengan Pancasila, mari kita hentikan saling pecah belah, saling sengketa, apalagi menghujat,” ucapnya. (eko/c19/ang)

 ?? JAWA POS PHOTO ?? TEMAN SEPERJUANG­AN: Dahlan Iskan (kiri) berbincang dengan Ketua MPR Zulkifli Hasan (tengah) dan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PAN Jawa Timur Masfuk di Surabaya kemarin.
JAWA POS PHOTO TEMAN SEPERJUANG­AN: Dahlan Iskan (kiri) berbincang dengan Ketua MPR Zulkifli Hasan (tengah) dan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PAN Jawa Timur Masfuk di Surabaya kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia