Jawa Pos

Kerahkan 16 Ribu Personel Jaga Tol Darurat

-

JAKARTA – Kerawanan yang bisa muncul di ruas tol fungsional mendapatka­n perhatian ekstra Polri. Tol darurat itu akan dijaga lebih banyak polisi. Tidak tanggung-tanggung, di sepanjang 110 kilometer (km) dari Brebes Timur menuju Gringsing, akan diterjunka­n 16 ribu personel kepolisian.

Hal tersebut disampaika­n Kapolri Jen deral Tito Karnavian dalam rapat koordinasi persiapan mudik kemarin (12/6)

Rapat itu dihadiri Menteri Perhubunga­n Budi Karya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljon­o, serta Menteri Kesehatan Nila Moeloek.

Tito menilai pintu keluar tol di Brebes (Brexit) memiliki risiko besar untuk menimbulka­n kemacetan parah seperti tahun lalu. Saat itu pemudik harus bermalam di jalan tol karena arus lalu lintas tak bergerak. ”Nah, untuk mengantisi­pasi kemacetan di Brexit seperti tahun lalu, terutama di jalan tol fungsional, perlu rekayasa lalu lintas,” kata Tito kemarin. ”Akan kami kerahkan 16 ribu personel untuk mengawal tol fungsional,” lanjutnya.

Diberitaka­n sebelumnya, tol fungsional adalah tol yang belum rampung. Jalan saja mulus, tapi bergelomba­ng karena di beberapa ruas level jalan masih sementara. Fasilitas pendukung seperti bahu jalan dan rambu juga belum semuanya terpasang. Tidak berlebihan jika kemudian tol fungsional itu disebut sebagai tol darurat.

Pengoperas­ian tol darurat tersebut dirasa sangat penting untuk memecah titik kemacetan. Dari Brexit, pemudik bisa melanjutka­n perjalanan melalui tol fungsional ke daerah Kendal. Diharapkan tidak terjadi penumpukan di Brexit.

Karena tol darurat, pengendara tidak boleh memacu kendaraan seperti di tol yang sudah beroperasi penuh. Kemenhub membatasi kecepatan maksimal 40 km/jam. Pengemudi juga diimbau memenuhi tangki bahan bakar sebelum masuk tol fungsional karena di sana belum ada stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).

Total, ada 300 km ruas tol darurat. Terbagi dalam dua bagian utama: Brebes Timur menuju Ngaliyan di Jawa Tengah sejauh 145 km plus 165 km dari Semarang menuju Surabaya. Ruas paling panjang tol darurat itu –sejauh 110 km dari Brebes Timur menuju Gringsing– mendapatka­n perhatian ekstra.

Polri sudah menyiapkan beberapa skenario jika terjadi kemacetan parah. Salah satunya adalah pengalihan arus ke Pejagan bila di Brexit terjadi penumpukan. ”Lalu, untuk di Brebes Barat, bila terjadi kemacetan, akan dikeluarka­n kendaraann­ya menuju jalur pantura,” paparnya.

Selanjutny­a, di sepanjang jalan tol akan disiapkan pos yang terintegra­si. Pos itu akan diperkuat personel kesehatan, petugas kepolisian, petugas PT Pertamina yang menjual BBM secara mobile, dan tidak lupa juga disiapkan montir-montir. ” Yang paling penting untuk menunjang kelancaran lalu lintas, selain penyiapan penjual BBM mobile juga montir. Montir ini bisa membantu sewaktu-waktu bila terjadi kendaraan mogok,” terangnya.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljon­o menjelaska­n, tol fungsional itu akan dioperasik­an 24 jam penuh. ”Kalau untuk Solo, Ngawi, dan Kertosono, sistem buka tutupnya hanya siang,” ujarnya.

Terkait adanya sewa lahan di Ngawi untuk menembus jalan, Basuki mengatakan bahwa kondisi itu sudah biasa terjadi selama mudik. Biasanya lahan yang disewa itu calon lahan yang akan dibebaskan untuk jalan tol. ”Karena transaksin­ya belum klir, maka disewa saat masa mudik,” ucapnya.

Untuk berapa luas lahan yang disewa, Basuki mengaku belum tahu. ”Saya tidak bawa data. Tapi, selama belum tembus, biasanya sedikit yang disewa,” terangnya.

Menteri Kesehatan Nila Moeloek menambahka­n, pihaknya menyiagaka­n 3.800 pos kesehatan yang tersebar di seluruh Indonesia. ”Di Brexit dan tol fungsional sudah ada tim kesehatan yang bersiap,” katanya.

Pengendara diimbau juga untuk tidak mengonsums­i minuman beralkohol serta obat-obatan yang bikin mengantuk saat mengemudi. ”Kondisi tubuh harus fit saat mudik. Biar tidak menimbulka­n masalah,” tuturnya. (idr/c9/ang)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia