Dua Bulan di Lautan tanpa Makanan
Madeh dan Nicolas Ditemukan Selamat di Filipina
TALAUD – Kabar gembira yang dinantikan Eni Tege, warga Desa Karatung, Nanusa, Kepulauan Talaud, akhirnya datang. Sang suami, Madeh Mamahit, 60, yang sempat hilang dua bulan ternyata masih hidup.
’’Saya istrinya. Saya tahu Madeh masih hidup. Naluri istri itu tidak pernah salah. Saya ingin suami saya cepat dipulangkan ke Indonesia,’’ kata Eni kepada Kades Lena.
Ya, Madeh Mamahit dan temannya satu kampung, Nicolas Maiton, 53, luput dari maut. Mereka berjuang bertahan hidup selama dua bulan di lautan.
Dua pria itu ditemukan terombangambing di laut timur Filipina oleh nelayan Tacloban, Leyte, Filipina, pada 30 Mei lalu. Gerry Lumayag, salah seorang penyelamat, mengungkapkan, dirinya saat itu melihat dua orang Indonesia melambaikan tangan meminta pertolongan.
’’Kami langsung selamatkan. Mereka mengatakan kapal mereka hampir terbalik karena hujan dan angin kencang saat berada di lautan Indonesia,’’ ujarnya sebagaimana dilansir salah satu media di Filipina.
Lantas, pada Jumat (9/6), kapten kapal yang menolong Madeh dan Nicolas menghubungi Coast Guard Station (CGS) Tacloban. Dikutip dari media sosial CGS, setelah bertemu nelayan Indonesia tersebut, tim CGS Tacloban segera melakukan evakuasi medis terhadap dua nelayan Indonesia yang ditemukan di sekitar perairan laut antara Marabut, Western Samar, dan Pulau Dio, Kota Tacloban, Leyte, Filipina, itu.
Madeh dan Nicolas kemudian dibawa ke rumah sakit dengan bantuan penjaga pantai Filipina. Kondisi fisik mereka saat itu sehat walau sempat tidak bisa bicara dan seluruh badan gemetaran sampai hampir tak bisa berjalan. Sebab, mereka minim asupan dan terlalu lama berada di lautan.
Kepada petugas di Filipina, Madeh dan Nicolas mengaku hanyut sejak 2 April 2017 karena angin kencang dan ombak besar. Perahu mereka terbawa arus jauh dari garis pantai Indonesia. Bahan bakar perahu motor juga habis sehingga mereka tak berdaya dibawa arus gelombang laut yang kuat.
Dikonfirmasi mengenai nasib warganya, Kades Desa Karatung Mikson Lena membenarkan Madeh dan Nicolas memang lama hilang. ’’Kejadian bermula saat Pak Madeh meminta Pak Nicolas mengantarnya ke Desa Lahu menggunakan Pamboat kecil. Tujuan keberangkatan untuk mengikuti pemakaman anak mantu Pak Madeh,’’ jelas Lena.
Namun, begitu mereka berangkat, terjadi perubahan cuaca. ’’Kami tidak bisa segera menghubungi dan mencari tahu apakah dua orang tersebut sudah sampai Lahu karena jaringan telepon di Desa Lahu payah. Kami pikir mereka sudah sampai di sana,’’ ucap Lena.
Betapa kagetnya dia ketika beberapa hari kemudian mendapat telepon dari keluarga Madeh di Lahu. Mereka menanyakan keberadaan Madeh yang tak kunjung sampai di Lahu. (fikantry kaesang/c17/ami)