Pelabuhan Sungai Tersibuk

PELABUHAN Suzhou sebenarnya adalah nama gabungan dari tiga pelabuhan yang saling berdekatan. Yakni Pelabuhan Zhangjiagang, Changshu, dan Taicang. Tak heran jika pelabuhan itu sangat besar.

Menurut Ian Hudson, yang berkembang kali pertama adalah Zhangjiagang. Lokasinya strategis. Berada pada pertemuan arus antara laut di timur Tiongkok dan Sungai Yangtze. Perairannya dalam dan tenang. Zhangjiagang berhasil mengalahkan Shanghai sebagai pelabuhan yang paling disukai pelaut pada zaman itu. ”Zhangjiagang tumbuh, pelabuhan di Taicang ikut menggeliat,” ucapnya.

Laksamana Cheng Ho menjadikan Taicang sebagai basis start dan persiapan terakhir buat kapal-kapalnya. Taicang strategis karena menjadi pelabuhan sekaligus dermaga penting yang menghubungkan jalur air antara laut dan delta Sungai Yangtze.

Yang juga memetik manfaat adalah kawasan daratan sekitar Taicang. Begitu Laksamana Cheng Ho memperkuat keamanan laut, terjadilah boom di kawasan tersebut. Kawasan Songjiang dan Taicang menjadi hub nasional untuk sejumlah produk penting. Antara lain handicraft serta produk-produk sekunder dan jasa. Meski sekarang Shanghai kembali merebut posisi sebagai pelabuhan terpenting di kawasan tersebut, tetap saja Pelabuhan Suzhou masih eksis. Tetap menjadi salah satu pelabuhan tersibuk di Tiongkok.

Suzhou juga dinobatkan sebagai pelabuhan inland river (pelabuhan sungai) tersibuk di dunia. Tiap tahun 479 juta ton barang bergerak melalui pelabuhan itu. Total volume kontainernya per tahun mencapai 4,45 juta TEU ( twentyfoot equivalent unit).

Salah satu yang membuat Suzhou menjadi pelabuhan tersibuk, pemerintah setempat sangat memperhatikan infrastrukturnya. Jalanan di kawasan Pelabuhan Suzhou rata-rata memiliki lebar 40 meter. Bahkan, jika ada dua jalur, lebarnya bisa mencapai 100 meter. ”Di sini (Suzhou, Red), jalanan di pelabuhannya memang luar biasa. Jalannya sudah dilebarkan sejak radius sekitar 10 km dari pelabuhan,” kata Chandra Kurniawan, mahasiswa Institut Kereta Api Nanjing asal Indonesia. (*)