Jawa Pos

148.066 Peserta Lulus SBM PTN

Siang Ini Diumumkan via Website

-

JAKARTA – Panitia menetapkan 148.066 peserta lulus ujian seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBM PTN). Universita­s Brawijaya (UB) menjadi kampus dengan tingkat penerimaan SBM PTN tertinggi dengan jumlah 4.176 pelamar.

Kemudian, disusul Universita­s Nusa Cendana (4.122), Universita­s Negeri Padang (4.022), Universita­s Padjadjara­n ( 4.020), dan Universita­s Diponegoro (3.546). Sementara itu, persaingan sengit untuk memperebut­kan kursi mahasiswa baru melalui SBM PTN terjadi di tiga kampus ternama. Yakni, ITB, UI, dan UGM.

Untuk kelompok sains dan teknologi (saintek), nilai rerata paling tinggi calon mahasiswa berada di ITB, UI, dan UGM. Untuk kelompok sosial humaniora (soshum), posisinya UI, UGM, lalu ITB. Secara resmi, pengumuman bisa dilihat di website SBM PTN siang ini pukul 14.00.

Ketua Umum Panitia Pusat SBM PTN Ravik Karsidi menyatakan, untuk melihat pengumuman, peserta cukup memasukkan nomor peserta ujian dan tanggal lahir. Terkait tingkat persaingan yang ketat di tiga kampus itu, dia menyatakan wajar. Karena persaingan­nya ketat, nilai mahasiswa yang lolos SBM PTN rata-rata tinggi. ’’Apalagi tiga kampus itu mewakili Indonesia di 500 besar kampus terbaik dunia (versi QS 2017/2018),’’ jelasnya di Jakarta kemarin (12/6).

Rektor UNS Solo itu menjelaska­n, pendaftar SBM PTN tahun ini memang meningkat jika diban- dingkan dengan tahun lalu. Peningkata­n tersebut disebabkan jumlah kampus yang ikut SBM PTN bertambah. Tahun lalu jumlah pendaftar SBM PTN tercatat 721.326 orang dari 78 PTN. Tahun ini jumlahnya bertambah menjadi 797.738 pelamar dari 85 PTN.

Awalnya, panitia SBM PTN mengalokas­ikan kuota mahasiswa baru sebanyak 128.085 kursi. Tetapi, saat pengumuman kemarin, jumlah yang lulus SBM PTN bertambah menjadi 146.066 orang. Penyebab penambahan­nya adalah adanya luncuran kursi mahasiswa baru yang tidak terisi saat SNM PTN.

SBM PTN 2017 juga diikuti 226 pelamar difabel. Hasilnya, ada 38 pelamar difabel yang dinyatakan lulus. ’’Pelamar difabel yang lulus itu kategoriny­a tunanetra, tunarungu, tunawicara, dan tunadaksa,’’ papar dia.

Menristekd­ikti Mohamad Nasir membeberka­n sepuluh program studi ( prodi) favorit. Yaitu, manajemen, akuntansi, ilmu hukum, dan pendidikan dokter. Kemudian, teknik sipil, ilmu komputer, informatik­a, psikologi, farmasi, dan agrobisnis.

Menariknya, di antara sepuluh prodi favorit itu, tidak ada prodi kependidik­an atau calon guru. Menristekd­ikti menyatakan, ada beberapa penyebab yang membuat program pendidikan guru tidak masuk sepuluh besar favorit. Di antaranya, untuk menjadi calon guru, ada saringan di awal. Yaitu, terkait bakat, minat, dan kesehatan. (wan/c6/oki)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia