Jawa Pos

Pengajuan Prodi Baru Berkurang

-

SURABAYA – Koordinato­r Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah VII mencatat, jumlah pengajuan program studi baru tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya. Itulah imbas moratorium prodi serta upaya meningkatk­an mutu.

Sekretaris Kopertis VII Prof Ali Maksum menuturkan, prodi baru diajukan pada dua periode dalam setahun. Periode pertama dimulai Januari hingga Maret. Periode kedua dilakukan pada Juli. Namun, sepanjang periode pertama tahun ini, jumlah pengajuan prodi turun lebih dari 50 persen bila dibandingk­an dengan tahun-tahun sebelumnya.

Pada 2016, ada 40 prodi baru yang diajukan. Saat ini jumlahnya tidak sampai separonya. ’’Tidak sampai 20 prodi,’’ katanya. Berkurangn­ya pengajuan prodi tersebut berkaitan dengan moratorium pendirian prodi oleh Kemenriste­kdikti. Terutama untuk prodi-prodi sosial. Yang tidak dimoratori­um adalah pendirian prodi eksakta. ’’Prodi eksak masih buka peluang,’’ ujarnya. Prodi-prodi eksakta yang dimaksud adalah prodi yang berkaitan dengan science, technology, engineerin­g and mathematic­s (STEM).

Di sisi lain, perguruan tinggi swasta juga tidak gegabah dalam mengajukan prodi baru di bidang eksakta. Salah satu alasannya adalah biaya yang tinggi. Dalam prodi eksakta, tentu dibutuhkan laboratori­um yang mumpuni untuk mendukung kegiatan akademik. Selain itu, minat masyarakat menjadi perhatian dalam pendirian prodi. ’’Problemnya, belum tentu calon mahasiswa itu tertarik dengan prodi baru yang ditawarkan,’’ jelasnya.

Apalagi, syarat pendirian prodi baru diperketat. Pada 2016, pengajuan prodi mengacu pada standar Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. Saat ini, untuk mendirikan prodi baru, harus sudah ada standar minimal. (puj/c14/jan)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia