Huda Tak Canggung Lagi
KEINGINAN Khoirul Huda untuk keluar penjara masih dalam angan-angan belaka. Hingga kemarin (12/6), Huda masih mendekam di Tahanan Lapas Kelas II-A Sidoarjo. Pengajuan penangguhan penahanan belum dikabulkan jaksa.
Huda saat ini lebih menutup diri. Dia enggan berbicara lagi tentang kasus yang membelitnya. Alasannya, Huda ingin kasus yang menimpanya ”adem” dulu. Dia tidak ingin berkomentar demi keluarga.
”Yang bersangkutan memikirkan anak-anak dan istrinya,” kata Kasubsi Bimbingan Kemasyarakatan dan Perawatan (Bimkemaswat) Lapas Kelas II-A Sidoarjo Rudi Kristiawan. Dilihat sekilas, kondisi Huda memang baik-baik saja. Namun, secara psikis, dia menanggung beban yang sangat berat.
Saat ini Huda butuh waktu untuk menenangkan diri. Dia belum bisa memikirkan perkaranya lebih jauh. Untuk penasihat hukum saja, pria 45 tahun itu mengaku belum menentukannya. ”Belum ada (pengacara, Red),” kata Huda.
Meski begitu, selama lima hari di bui, dia sudah bisa menyesuaikan diri. Huda tidak kesulitan berbaur dengan tahanan dan narapidana (napi) lainnya. Bahkan, Huda sudah tidak canggung lagi berjalan dari sel menuju areal kantor lapas tanpa didampingi tahanan pendamping (tamping).
Kepala Kesatuan Pengamanan Lapas Kelas II-A Sidoarjo Alip Purnomo menyatakan, hingga sekarang, belum ada rencana untuk memindahkan Huda ke sel lainnya. Dia masih berada di blok karantina. Biasanya, pengenalan lingkungan (mapenaling) bagi penghuni baru berlaku selama seminggu.
Namun, penerapan waktu tersebut tidak kaku. Baik tahanan maupun napi yang dianggap ”rawan” bisa tetap berada di sel mapenaling lebih lama. ”Selnya dobel kunci. Jadi, aman,” ujar Alip.
Selain karena kunci ganda, penempatan penghuni di sel mapenaling memudahkan pengawasan terhadap tahanan anyar. Sebab, letak selnya berada di bagian depan, bersebelahan dengan lapangan. Tidak berada di areal hunian yang jauh dari jangkauan. (may/c24/pri)