Hafal Pembunuhan Detik demi Detik
KONDISI Ilham Rois berubah dari hari ke hari. Sebelum melakukan rekonstruksi Minggu (11/6), kesehatan lelaki 41 tahun tersebut drop. Petugas harus membawanya ke RS Ibnu Sina untuk diobati. Stres dan sakit perut.
Meski demikian, saat reka ulang berlangsung, Rois tidak tampak canggung. Dia hafal adegan demi adegan. Total, ada 16 adegan dalam 45 menit. Dua adegan tidak diperagakan. Yaitu, saat pelaku dan istri membeli gado- gado serta saat pelaku membeli pertamax.
Baru pada adegan ketiga Rois beraksi. Petugas membawa boneka manekin sebagai pengganti almarhumah Utie Aristanti alias Santi. Diperagakan adegan saat keduanya menuju kebun jagung. Lalu, berhubungan intim di sana dalam kegelapan.
Saat adegan tersebut, warga meneriaki pelaku, masih suka kepada istri kok tega membunuh. Rois cuek. Dia bahkan terkesan mengarahkan petugas untuk menunjukkan tindakannya. Saat itulah Rois mengaku melihat bekas ciuman (cupang) di dada Santi. Tepatnya, di atas payudara sebelah kanan.
Padahal, malam itu tidak ada cahaya yang menerangi kebun jagung. Lampu jalan tidak ada. Motor pelaku pun sedang mati. Namun, versi Rosi, cupang tersebut membuatnya beringas. Dia lantas menampar dan mencekik Santi hingga lemas. Tidak puas dengan itu, dia mengambil pertamax. Lalu, menyiramkannya ke tubuh Santi dan membakarnya dengan korek api.
Tentu saja, Santi kesakitan. Tubuhnya dilalap api. Dia menangis histeris. Namun, Rois memilih meninggalkannya begitu saja. Esok harinya, Santi ditemukan tewas dalam posisi tertelungkup di parit.
Wakapolres Kompol Wahyu Priesta Utama memastikan motif pembunuhan adalah sakit hati pelaku kepada korban. ’’Pelaku tiga kali membaca pesan pendek di handphone istrinya dan terakhir melihat ada cupang di dada kanan korban,’’ ungkap Kompol Wahyu yang didampingi Kasatreskrim AKP Adam Purbantoro. (yad/c22/roz)