Berusaha Kompetitif Antaranggota
SALAH seorang anggota E2G, dr Suherman Hadi Saputro SpOnk Rad, mengatakan bahwa klubnya memang mengikuti banyak event touring nasional. Dari sana, banyak sekali pengalaman yang telah ditimba para anggota.
Pria 36 tahun itu mencontohkan salah satu pengalaman ketika mengikuti ajang Sembalun Challenge 2017 di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Ketika itu sebagian besar anggota sama sekali tidak tahu medan. ’’ Ternyata tanjakannya berat sekali, arah menuju Gunung Rinjani. Tapi, kami semua tetap semangat dan pantang menyerah sampai semuanya sukses ke finis,’’ tambah dokter spesialis onkologi radiasi itu.
Tak sekadar finis, kegigihan mereka juga berbuah prestasi. Dua anggota E2G berhasil naik podium King of the Mountain (KOM). Tak heran, selain kompak, para anggota sangat kompetitif.
’’Sehingga ada istilah versus-versusan. Misalnya, kalau setiap latihan, touring, maupun ikut event luar kota, kami selalu memiliki daftar urutan finis di sesama anggota E2G,’’ kata dr Stefanus Budiman Bunde SpPD.
Anggota komunitas sepeda E2G Fith Dahlan mengungkapkan bahwa ajang Jawa Pos Cycling merupakan wajib bagi komunitasnya setiap tahun. ’’ Jawa Pos Cycling jadi event langganan kami. Karena jalanan benar-benar steril saat race berlangsung. Pengorganisasiannya juga bagus,’’ucap Fith.
’’Terus terang, event Jawa Pos Cycling merupakan yang paling safety dari semua ajang cycling yang pernah kami rasakan di Indonesia. Suplai makanan dan minuman di pit stop juga terjamin,’’ tambah anggota E2G Ismail Tallu Rahim.
Komunitas E2G terbilang cukup unik. Selain waktu latihan yang relatif lama, mereka punya custom bike sendiri dengan logo Esso Esso Gowes. ’’Sebagian besar anggota pakai custom bike,” kata Herman. ”Harga full bike- nya Rp 30 juta, sedangkan kalau hanya frame Rp 15 juta,” imbuhnya. (nes/c10/nur)