Jawa Pos

Setara dengan Tukang Batu

E2G (Esso Esso Gowes) merupakan salah satu komunitas sepeda terbesar di Makassar, Sulawesi Selatan. Awalnya dibentuk sekelompok dokter. Namun, sekarang anggotanya meluas. Mulai dokter sampai tukang batu dan buruh harian.

-

E2G (Esso Esso Gowes) adalah salah satu komunitas sepeda terbesar dan paling disegani di Makassar, Sulawesi Selatan. Untuk mempertaha­nkan eksistensi, komunitas itu sangat aktif dalam kegiatan bersepeda. Berdiri sejak 27 Agustus 2015, member- nya kini mencapai 50 orang. Juga, semuanya aktif.

Lantas, apa arti Esso Esso Gowes? ”Itu diambil dari bahasa daerah kami. Esso Esso Gowes berarti everyday gowes,” tutur salah seorang anggota, Ismail Tallu Rahim.

Ismail mengatakan, E2G sempat bernama Medical Cycling Club. Sebab, awalnya klub itu merupakan gabungan dokter-dokter yang hobi bersepeda. ”Tapi, berhubung teman-teman nonmedis yang ikut gabung juga banyak, kami ganti namanya menjadi E2G,” tambahnya.

Sebagian anggota E2G berusia 50 tahun ke atas. Sebagian besar anggota memang berprofesi sebagai dokter spesialis. Bahkan, ada beberapa anggota yang bergelar profesor. Salah satunya Dekan Fakultas Kedokteran Universita­s Hasanuddin Prof Dr dr Andi Asadul Islam SpBS. Meskipun begitu, ketika sudah bersepeda bersama-sama, latar belakang profesi dan gelar mereka tanggalkan sehingga tidak ada gap. Kekompakan dalam suasana kekeluarga­an sesama anggota menjadi yang utama.

”Tidak ada jarak yang memisahkan sehingga semua panggilann­ya om-om dan tante saja. Tidak ada embel-embel gelar apa pun,” kata dr Stefanus Budiman Bunde SpPD, admin E2G.

Selain dokter, ada juga anggota dari berbagai macam profesi. Antara lain guru, anggota TNI, anggota Polri, PNS, pengusaha, mahasiswa, hingga tukang batu dan buruh harian. Semuanya berbaur menjadi satu. E2G juga cenderung berbeda dari komunitas sepeda lainnya yang hanya gowes bersama seminggu sekali.

Dengan konsep Esso Esso Gowes atau everyday gowes, mereka berlatih lebih sering, yaitu empat kali seminggu. Tepatnya Selasa, Kamis, Sabtu, dan Minggu. Bila weekday, mereka melahap rute sepanjang 60 kilometer di sekitar Makassar, Malino, Camba, dan Pangkep.

Bila weekend, Sabtu dan Minggu, mereka menempuh jarak yang lebih jauh. Bersepeda touring 100 kilometer sampai 200 kilometer. Dengan gowes bersama empat kali seminggu, Budi –sapaan Stefanus Budiman Bunde– menyebut para anggota tidak sulit untuk membagi waktu antara bersepeda dan pekerjaan sehari-hari. ”Start pukul 05.30 keluar rumah, rata-rata pukul 08.00 sudah ada lagi di rumah masing-masing,” kata Budi.

Berbagai event bersepeda telah mereka tamatkan. Antara lain Tour de Bintan 2017, Sembalun Challenge 2017, Gran Fondo Jawa Pos East Java Prambanan 2016, dan GFNY Indonesia 2016. Juga Jawa Pos Cycling Bromo 100 Km 2017 dan berbagai event Jawa Pos Cycling lainnya. Menurut salah seorang anggota, dr Suherman Hadi Saputro SpOnkRad, seusai latihan, mereka selalu menyempatk­an ngopi dan sarapan bersama. Itu adalah upaya mereka untuk mempererat kekompakan.

Bertemu sampai empat kali seminggu membuat hubungan antaranggo­ta sangat dekat. Misalnya, ketika mengikuti Jawa Pos Cycling Bromo 100 Km 2017, mereka saling support. Karena itu, walau medan berat, setiap anggota E2G merasa bahwa penaklukan rute Bromo yang mereka lakukan jauh lebih ringan. ( nes/ c11/ nur)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia