Jawa Pos

Terinspira­si Film Science Fiction

-

RODA dengan desain futuristis ini memang terinspira­si light cycle di film fiction legendaris Tron (1982). GeoOrbital Wheel adalah roda tanpa hub dan jarijari yang bekerja secara elektronis.

Roda itu terdiri atas rim dan ban yang tampak berputar pada ruang kosong di bagian tengah. Tapi, sebenarnya ruang kosong itu ditempati komponen tak bergerak yang berisi motor berkekuata­n 500 watt, baterai lithium-ion Panasonic, dan rangkaian elektronik.

Tiga ”lengan” komponen tersebut bekerja dari dalam rim. Masing-masing dilengkapi satu roda pemutar yang digerakkan dengan motor, membuat rim berputar mengelilin­gi komponen elektronik tersebut.

Karena roda pemutar itu menekan bagian dalam rim terus-menerus, tidak ada ruang untuk katup pengisian angin. Karena itu, ban yang digunakan bersifat ”mati”. Yakni ban yang berisi busa padat sehingga tidak memerlukan angin. Jadi, ban itu tidak akan bocor. Meski akhirnya harus mengorbank­an bobot sepeda sehingga menjadi lebih berat.

Yang membuatnya ribet, ketika permukaan ban itu aus dan kemudian habis, pengguna tidak akan mudah mendapatka­n pengganti. Mereka harus memesannya secara khusus dari GeoOrbital.

yang bisa dihasilkan GeoOrbital adalah 32 kilometer per jam. Itu hanya menggunaka­n tuas gas tanpa harus mendapat bantuan kayuhan kaki. Artinya, ketika bersepeda tanpa tuas gas, motor tidak mengeluark­an tenaga.

Untuk kekuatan baterai, dengan ukuran roda 700 c, pengguna hanya perlu mengisinya selama empat jam. Ada pula model roda 12 inci yang menggunaka­n baterai lebih kecil 6 Ah/36 V yang mampu menjangkau 19 kilometer dengan waktu pengisian tiga jam.

Jaraknya bisa lebih jauh lagi ketika penunggang mengayuh ringan pedal dengan tetap membuka tuas gas. Sebab, pada dasarnya, dengan cara itu, pergerakan sepeda didukung dorongan dari dua ban (depan-belakang) atau two-wheel drive. (cak/c11/nur)

 ??  ?? science Top speed
science Top speed

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia