Getir Tak Tertahankan
MONTREAL – Fernando Alonso melepas pelindung punggungnya dari kokpit MCL32 tunggangannya, lalu membuangnya. Mesin mobilnya rusak lagi saat balapan hanya menyisakan satu lap di GP Kanada. Setelah keluar dari mobilnya, pembalap Spanyol tersebut naik ke penonton dan menghabiskan waktu di sana.
Satu lagi frustrasi terbesar dirasakan Alonso sejak kembali ke McLaren dua tahun lalu. Mesinnya rusak ketika peluangnya memperoleh poin pertama musim ini sudah berada di depan mata. Alonso sudah tak tahu lagi cara mengatasi frustrasinya. Sebab, semua jalan sudah pernah ditempuh, sedangkan marah sejadi-jadinya bukan lagi pilihan. Alonso pernah bertingkah konyol di GP Brasil tahun lalu dan pada tahun 2015.
Frustrasi Alonso mencapai puncaknya hingga tak bisa ditahan lagi ketika dia memilih absen di GP Monaco untuk turun di ajang Indy500. Sayang, ku tukan mesin Honda tetap mengikutinya hingga ke sirkuit oval Indianapolis Motor Speedway. Mesinnya meledak saat balapan tinggal menyisakan 20 lap.
Alonso sendiri telah memberikan garis tegas kepada McLaren bahwa jika sampai September belum bisa meraih satu kemenangan, dirinya bisa saja menerima tawaran pinangan tim lain. Kontraknya memang habis akhir tahun ini.
McLaren tahu betul kesabaran Alonso akan habis jika tak mampu memberikan mobil kompetitif. Di sisi lain, skuad Woking tersebut memiliki kontrak menggiurkan senilai EUR 130 juta (Rp 1,9 triliun) per tahun dengan Honda. Di tengah kesulitan tim-tim F1 menjaring sponsor, nilai kontrak itu sangat berarti untuk McLaren.
Tapi, kini McLaren tak tahan lagi dengan prestasi buruk yang belum tampak segera berakhir. ”Meski kontrak kami dengan Honda sangat besar dan aku yakin banyak tim lain yang akan dengan senang hati mengikat kontrak dengan mereka, pada akhirnya, Anda mulai kehilangan banyak uang dari hadiah (sebagai konstruktor) yang lebih pasti. Kami juga kehilangan partner sponsor karena mereka memilih tim lain,” kata bos McLaren Zak Brown sebagaimana dikutip Pernyataan keras Brown itu menjadi indikasi kuat bahwa kongsi antara McLaren dan Honda segera berakhir.
Direktur Proyek Honda untuk McLaren Yusuke Hasegawa mengakui, dari sisi hasil, pihaknya masih membutuhkan perbaikan besar-besaran. Khususnya untuk urusan ketahanan mesin dan penambahan ”Jadi, ya, kami harus melakuan segalanya. Kondisinya memang membuat frustrasi semua pihak dan tentu kami mendapatkan komplain habis-habisan dari McLaren,” ungkapnya. Tapi, tak ada cara lain yang bisa dilakukann kecuali bekerja keras.s. Dari desas-desus di
F1, Brown juga marah besar karena Honda tak membawa mesin yang dijanjikan. Padahal, tersebut sangat dibutuhkan untuk mendongkrak performa MCL32 yang semakin tertinggal dari tim-tim lain.
Saat ini McLaren menduduki posisi buncit di klasemen konstruktor tanpa sekali pun bisa meraih poin dalam semua balapan musim ini. ”Sayang, saya gagal meyakinkan mereka bahwa kami sudah berada di jalur yang benar. Tapi, saya yakin kami belum kalah,” tegas Hasegawa kepada Berdasar isu yang beredar di
McLaren telah memutuskan pecah kongsi dengan Honda dan bakal kembali menggunakan mesin Mercedes pada musim depan. Sementara itu, Honda sendiri sudah mengikat kontrak untuk memasok mesin kepada Sauber musim depan. Jika jadi pecah kongsi dengan McLaren, Honda hanya menyuplai mesin kepada satu tim musim depan, yakni Sauber. (cak/c23/nur)