Kaftan Ringan Penarik Perhatian
SURABAYA – Kaftan tak pernah absen setiap bulan Ramadan. Bahkan, kaftan menjadi busana yang cukup populer lantaran dikenakan perempuan untuk menghadiri berbagai acara formal dan nonformal. Warnawarna cerah, bahan yang ringan, dan kilau bebatuan menjadi salah satu daya tarik kaftan.
Kaftan biasanya menjuntai panjang hingga mata kaki, berlengan panjang, dan dihiasi kancing di bagian depan. Kaftan identik dengan busana berbahan kasmir, sutra, dan sifon. Di Rusia, kaftan digunakan untuk jenis pakaian pria dengan gaya mirip dengan jas panjang berlengan. Sementara itu, di Maroko dan Turki, kaftan dikenakan laki-laki serta perempuan. Busana tersebut merambah pasar
fashion di Asia, termasuk Indonesia. Terlebih, muncul nama-nama artis kenamaan seperti Nagita Slavina dan Ashanti yang tampil dengan balutan kaftan berbahan brokat. Baju yang diadopsi dari pakaian Timur Tengah itu makin booming. Kondisi tersebut ditunjang kreativitas para desainer yang bereksplorasi dengan berbagai tipe bahan
Menurut desainer sekaligus fashion expert Embran Nawawi, perkembangan kaftan sebagai tipe busana masih awet diminati hingga beberapa tahun ke depan. ”Penggunaan material bertekstur dengan detail yang lebih beragam mulai naik tahun ini,” papar pria yang mendalami master di bidang tekstil tersebut. Hal itu, lanjut dia, didukung dengan detail tambahan yang lebih variatif seperti swarovski serta bordir 3D.
Embran menambahkan, kaftan tak hanya pas dipakai untuk momen Ramadan dan Lebaran. Di luar dua momen tersebut, kaftan bisa menjadi salah satu pakaian yang sopan dan cocok dikenakan untuk acara-acara formal. Busana yang satu ini telah menjadi perbincangan di kalangan desainer baju muslim, khususnya di Asia. Dalam konferensi desainer, kaftan disebut sebagai modest wear atau baju yang sopan. ”Dari tur busana muslim yang dihelat di negara di Asia seperti Korea, akhirnya muncul semacam syaratsyarat busana yang disebut kaftan,” lanjut pemilik popup boutique di Laos dan Ho Chi Minh, Vietnam, itu.
Syarat tersebut, antara lain, berpotongan longgar dan tidak menampakkan lekukan tubuh. Model baju panjang berarti menutup selangkangan. Biasanya memiliki panjang 5 sentimeter di bawah selangkangan hingga mata kaki. Tak ketinggalan, grup arisan Womanizer mengadakan arisan dengan dresscode kaftan. Grup yang terdiri atas Tia Aristya, Anna Guno Pranoto, Fay Pramudya, Laurent Nancy, dan Inge Krisnita itu tampil total dengan kaftan plus aksesori bergaya etnik. Grup arisan tersebut memang peka terhadap fashion. Pada periode arisan sebelumnya, mereka berkumpul mengenakan rok tutu.
Sambil berbincang santai, para fashion addict tersebut saling berbagi tip padu padan kaftan. Nancy tampil pede dengan balutan kaftan berbahan sifon dengan perhiasan emas ala Timur Tengah. Dia mengenakan anting panjang yang menyatu dengan hiasan kepala. ”Aku suka kaftan karena warnanya yang cerah. Selain itu, potongan longgar buat aku nggak kelihatan gendut,” ucapnya kala ditemui kemarin di kawasan Wisata Bukit Mas.
Bagi Fay, kaftan adalah busana yang bisa digunakan siapa saja. Model yang ditawarkan beragam. Karena itu, busana tersebut dinilai cukup fleksibel untuk dikenakan kapan saja. ”Siapa saja bisa pakai kaftan dan tampil cantik,” tuturnya.
Penampilan dengan kaftan tak lengkap dengan kerudung atau hiasan kepala. Menurut Embran, desain hijab dan item fashion yang identik dipadukan dengan kaftan muncul dengan konsiderasi para perempuan yang tidak berhijab. Hal tersebut menjawab minat para perempuan yang ingin mengenakan kaftan meskipun nonmuslim. (esa/c16/nda)