Bidik Pasar Kalimantan-Sulawesi
SIDOARJO – Deru mesin jahit membuat bagian belakang rumah Hidayatul Zumroh terdengar riuh kemarin (17/6). Warga di rumah di Desa Kendensari, kompleks Industri Tas dan Koper (Intako) Tanggulangin, itu tampak sibuk.
Mereka tengah memenuhi target 240 tas dalam seminggu. Menjelang maupun sesudah Lebaran permintaan pasar masih meningkat. Mereka juga sedang mempersiapkan barang untuk dikirim ke luar pulau. ’’Sekarang kami nyetok (mengumpulkan, Red) barang untuk jaga-jaga. Kami bikin sebanyak yang kami bisa,’’ ujar Ida, panggilan akrab Hidayatul Zumroh.
Angka produksinya bisa meroket, bergantung permintaan. Usaha kecil menengah (UKM) miliknya pun bisa membuat berbagai macam tas berbahan utama sintetis maupun kulit, bergantung pesanan konsumen.
Ketua Koperasi Intako Tanggulangin Ainur Rofiq menyatakan, jumlah anggota Intako Tanggulangin terus berkembang. Sejak berdiri pada 7 April 1976, kini total anggotanya mencapai 400 UKM. ’’Semula hanya 27 UKM,’’ paparnya.
Jumlah anggota yang semakin bertambah membuat peluang Intako sebagai pemain utama pemasok industri tas dan kulit semakin membesar. ’’ Tahun ini kami coba mengembangkan pasar di Kalimantan dan Sulawesi. Di antaranya, Balikpapan, Makassar, dan Manado,’’ jelasnya.
Untuk memperluas pangsa pasar, pihaknya tengah menjajaki gerai di kota-kota tersebut. Barang utama yang akan dijual di kota itu masih berasal dari Sidoarjo. Dia pun menyemangati anggotanya agar bisa membuat lebih. ’’Kita coba dulu dan lihat respons pasar,’’ ungkapnya.
Rofiq optimistis para perajin kulit Tanggulangin dapat meraup banyak konsumen di pasar baru itu. Sebab, industri tas dan kulit di kawasan tersebut masih sedikit.
Sebulan Koperasi Intako dapat meraup laba lebih dari Rp 1,2 miliar. Nominal tersebut diprediksi meningkat beberapa kali lipat jika Intako berhasil menjajaki pasar baru di Sulawesi, Kalimantan, dan Indonesia Timur. ( jos/ c15/ ai)