Jawa Pos

Musim Hujan Lewat, DBD Masih Muncul

Hingga Mei, 109 Orang Kena

-

GRESIK – Warga Kota Pudak masih perlu mewaspadai penyakit demam berdarah dengue (DBD). Meski intensitas hujan sudah turun, penderita masih bermuncula­n. Yang paling banyak adalah anak-anak.

Dinas Kesehatan Gresik mencatat, pada 2016, ditemukan 829 kasus DBD. Seorang meninggal. Hingga Mei 2017, sudah ada 109 kasus DBD yang menyerang anak. Penyakit itu juga merenggut satu nyawa pada Maret.

Kepala Bidang Pelayanan Medik RS Petrokimia dr Dian Ayu Lukitasari menyatakan, kasus DBD sangat dipengaruh­i kondisi cuaca. Di RS Petrokimia, jumlah pasien DBD selalu meningkat ketika musim hujan. ”Hampir semua pasien adalah anak-anak,” ujarnya.

Namun, lanjut Ita, sapaan Dian Ayu Lukitasari, tahun ini berbeda. Kasus DBD ditemukan setiap bulan. Meski musim hujan telah berlalu, masih saja ada kasus baru. ”Seperti tidak ada habisnya,” katanya.

Virus DBD, antara lain, menyerang Farras Firdausiah. Bocah 6 tahun itu harus dirawat intensif karena gigitan nyamuk aedes aegypti. Trombositn­ya hanya 40 ribu. ”Sekarang sudah naik (trombositn­ya, Red),” ucap Isna Romadona, ibunda Farras.

Dia mengungkap­kan, kondisi lingkungan­nya tidak terlalu padat. Namun, ada drainase yang terbuka di belakang rumah. Dia menduga, ada sarang nyamuk di genangan air di drainase tersebut.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendali­an Penyakit Dinkes dr Mukhibatul Khusnah menegaskan, cuaca yang tidak menentu memang bisa meningkatk­an populasi jentik nyamuk. Ketika pergantian musim, anak-anak memang rawan terserang. Sebab, daya tahan tubuh mereka lebih rentan.

Menurut Khusnah, pencegahan DBD sejatinya tidak sulit. Cukup melakukan 3M, yaitu menguras, mengubur, dan menutup tempattemp­at yang bisa menjadi sarang nyamuk. ”Semua orang bisa melakukann­ya. Yang penting, kesadaran masing-masing untuk menjaga lingkungan,” tuturnya.

Menurut Kepala Dinkes Gresik dr Nurul Dholam, pemantauan DBD sudah dilakukan setiap pekan. Bahkan, puskesmas melapor setiap hari. Sebab, DBD rawan menjadi wabah. ”Setiap penyakit yang bisa mewabah atau menjadi kejadian luar biasa (KLB) selalu dipantau dengan intens,” ujarnya. ( adi/c24/roz)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia