Revitalisasi, SMK Empat Tahun
Berlaku pada Sebagian Kompetensi Keahlian
SURABAYA – Tuntutan kebutuhan dunia kerja direspons dengan baik oleh dunia pendidikan. SMK, misalnya. Jenjang tersebut bisa mengkhususkan pada kompetensi tertentu alias konsentrasi kerja yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
SMK-SMK di Surabaya pun kian menyesuaikan diri. Salah satunya melalui penataan spektrum atau bidang keahlian. Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Saiful Rachman menyatakan, penataan spektrum merupakan program Direktorat Pembinaan SMK. Bidang-bidang keahlian perlu diselaraskan dengan tuntutan perkembangan. Baik perkembangan kurikulum, ilmu pengetahuan, teknologi, maupun kebutuhan dunia kerja.
Bentuk penataan spektrum itu, dengan membuka atau menyelenggarakan bidang atau kompetensi keahlian di SMK. Masa studinya bisa 3–4 tahun. Di SMKN 7, salah satunya. Wakil Kurikulum SMKN 7 M Ardiyanto menjelaskan, ada satu bidang keahlian yang berubah menjadi empat tahun. Yakni, teknik bangunan. Pertimbangannya, ujar dia, sudah ada jurusan teknik bangunan di sekolah. ”Daya dukungnya lebih siap. Baik dari sisi alat berat, guru, maupun industri pasangan,” ujarnya. Fokusnya, tutur dia, memang pada teknik konstruksi gedung, sanitasi, dan perawatan.
Hal serupa dilaksanakan di SMKN 2. Kepala SMKN 2 Djoko Pratmodjo mengungkapkan, ada enam kompetensi keahlian yang semula tiga tahun menjadi empat tahun. Hal itu berlaku mulai tahun pelajaran baru. Saat ini sudah ada peminat untuk program empat tahun tersebut.
Enam kompetensi keahlian itu adalah konstruksi gedung, sanitasi, dan perawatan (KGSP); teknik elektronika daya dan komunikasi (TEDK); teknik tenaga listrik (TTL); serta teknik fabrikasi logam dan manufakturing (TFLM). Ada pula teknik dan manajemen perawatan otomotif (TMPO) serta sistem informatika, jaringan, dan aplikasi (SIJA). ”Empat tahun banyak jurusannya, kecuali TFLM mung- kin jarang yang tahu,” ucapnya.
Karena itu, pihaknya menjelaskan lebih dulu kepada para calon siswa tentang beragam pilihan studi empat tahun tersebut. Termasuk memberikan wawasan tentang materi yang akan dipelajari dan peluang lapangan kerja. Misalnya, konstruksi gedung bukan untuk menjadi kuli, tetapi justru pengawas.
Djoko menyatakan, setiap kompetensi keahlian itu dibuka untuk satu rombel. Tidak ada persiapan khusus dalam pembukaan kompetensi keahlian baru tersebut. Sebab, sudah ada cikal bakalnya di sekolah.
Pemerintah pusat memang sedang gencar melakukan revitalisasi SMK. Nah, dari hasil revitalisasi tersebut, diharapkan muncul bidang keahlian empat tahun. Pembelajaran akan sama, tetapi dengan penyempurnaan. ”Karena mempersiapkan tenaga kerja siap pakai di dunia industri,” katanya.
Mekanismenya, selama tiga tahun, siswa akan belajar di sekolah. Lalu, selama satu tahun, siswa akan belajar langsung di dunia industri. (puj/c20/nda)