Lebih Mudah Tertibkan Waria
WAJAH rupawan tidak menjadi andalan untuk tugas sebagai staf ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat (tribumtranmas). Pekerjaan itu menuntut Khusnul Afifa untuk lebih peka terhadap kondisi hati seseorang saat hendak menegur atau memberikan sanksi kepada yang bersangkutan. ” Yang susah kalau harus ngadepin waria, ampun deh. Ribet,” jelasnya saat ditemui di kawasan Gading Fajar Selasa sore (13/6).
Afifa, sapaan akrabnya, lantas mengisahkan pengalamannya sebagai staf tribumtranmas. Salah satunya ketika patroli di Jalan Raya Kemangseng, Kecamatan Krian, pada pertengahan 2016. Saat itu, dia melihat masih beroperasinya warung remangremang yang kerap menjadi tempat prostitusi. Padahal, beberapa hari sebelumnya, petugas telah menertibkan kawasan tersebut.
Mengetahui hal itu, satpol PP kembali mengadakan penertiban dan patroli rutin. Nah, pada saat melakukan penertiban dan memasuki satu warung, Afifa menemukan sejumlah keganjilan. Di balik lampu yang setengah redup, dia menemukan seorang waria yang sedang menemani pelanggannya. ”Akhirnya, saya panggil keluar,” jelas perempuan 23 tahun itu.
Afifa melanjutkan, ancaman kekerasan paling besar justru bukan dari waria. Melainkan dari para PKL. ”Pernah pas waktu mau menertibkan PKL, saya mau disiram pakai kuah rawon,” katanya.
Afifa menyatakan, dirinya tidak sedikit pun merasa gentar Apalagi Afifa memiliki bekal. Dia adalah atlet taekwondo. Afifa menyabet sabuk hitam dan-1 dan kerap mengikuti beragam perlombaan nasional hingga internasional. (jos/c6/ai)