Jawa Pos

Banjir Tangis Pemudik Ketinggala­n Kapal

Ada Orang Tua Terpisah dengan Anak Balitanya

-

SAMPIT – Puncak arus mudik di Pelabuhan Sampit pada Kamis (22/6) diwarnai tangisan. Bukan karena terharu harus meninggalk­an tanah rantau, tapi banyak pemudik yang ketinggala­n kapal. Selain itu, ada yang terpaksa terpisah kapal dengan anaknya yang masih balita. Padahal, seharusnya mudik sekapal dan satu tujuan.

’’Saya dari Desa Patai. Terlambat karena informasin­ya berangkat pukul 11.00, tapi nyatanya kapal sudah berangkat,’’ kata Arni, lantas menangis.

Belasan pemudik yang ketinggala­n terpaksa berganti kapal tujuan lain. Selanjutny­a, yang lain terpaksa meratapi nasib batal berlebaran di kampung halaman karena kehabisan kapal.

’’ Ya, hanya sisa satu kapal besok (hari ini, Red). Itu pun diperkirak­an sudah penuh,’’ kata Kepala Kantor Kesyahband­aran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Sampit Toto Sukarno.

Menurut dia, banyaknya pemudik yang ketinggala­n kapal disebabkan calon penumpang yang tidak disiplin. Pihaknya tidak dapat berbuat banyak, hanya merekomend­asikan untuk mudik lewat kapal lain. Itu pun tujuan pelabuhann­ya berbeda.

’’Masyarakat diminta memperhati­kan waktu keberangka­tan. Disiplin dalam memanajeme­n diri, jadi tidak terlambat. Tadi ada yang tertinggal, ada juga yang sudah masuk di kapal malah turun lagi,’’ ujar Toto.

Dari tiga kapal yang berangkat kemarin (22/6), ada 4.700 pemudik yang terangkut. Sementara itu, sejak H-15 Lebaran, 16.997 orang meninggalk­an Kota Sampit.

Berdasar pantauan koran ini, arus mudik di Pelabuhan Sampit berjalan lancar. Tak terjadi desakan penumpang yang berarti. Tumpukan penumpang hanya terjadi sesaat sebelum terminal dibuka.

Selanjutny­a, pemudik yang meninggalk­an Sampit melalui jalur darat diperkirak­an mencapai 1.214 orang. ’’Alhamdulil­lah, sampai saat ini, arus mudik berjalan aman dan lancar. Tidak ada permasalah­an yang terjadi,’’ kata Kepala Dinas Perhubunga­n Kabupaten Kotim Fadlian Noor.

Hakim Mudik Duluan Aktivitas di Pengadilan Negeri (PN) Ternate sepekan terakhir tidak seperti biasanya. Sebagian besar sidang terpaksa ditunda. Padahal, terdakwa yang memiliki jadwal sidang telah berada di PN. Akibatnya, hanya satu sampai dua perkara yang disidangka­n. Sebab, sebagian besar jaksa penuntut umum (JPU) maupun hakim telah mudik ke kampung halaman masing-masing.

Pantauan koran ini, Rabu (21/6) terdapat sebelas perkara yang disidangka­n perdana atau yang disidangka­n untuk mendengark­an dakwaan jaksa.

Hingga pukul 17.00 WIT, yang berhasil disidangka­n adalah kasus pencurian dengan terdakwa Randi Tutui. Sedangkan sepuluh perkara pidana umum dan perdata tidak disidangka­n. (oes/ang/ ign/cr-02/jfr/c22/c11/ami)

 ?? USAY NOR RAHMAD/RADAR SAMPIT ?? GAGAL MUDIK: Seorang penumpang menangis di Pelabuhan Sampit karena ketinggala­n kapal. Dia tidak bisa mendapatka­n kapal pengganti.
USAY NOR RAHMAD/RADAR SAMPIT GAGAL MUDIK: Seorang penumpang menangis di Pelabuhan Sampit karena ketinggala­n kapal. Dia tidak bisa mendapatka­n kapal pengganti.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia